Find Us On Social Media :

Harga Pertalite Naik Jadi Rp 10 Ribu di SPBU Malah Dijual Eceran Rp 30 Ribu di Lembata, Ini Faktanya

By Galih Setiadi, Jumat, 14 Oktober 2022 | 19:35 WIB
Foto ilustrasi bensin eceran. Harga Pertalite naik jadi Rp 10 ribu, malah dijual eceran Rp 30 ribu di Lembata, kok bisa? (TribunSulbar.com/Abd Rahman)

MOTOR Plus-online.com - Belum lama ramai soal harga Pertalite naik menjadi Rp 10 ribu per liter di SPBU, ternyata malah dijual eceran mencapai Rp 30 ribu di daerah Lembata, simak alasannya.

Brother pasti tahu dengan hebohnya harga Pertalite naik Rp 10 ribu per liter di SPBU Pertamina, yang berlaku per 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.

Ternyata, kenaikan harga Pertalite enggak cuma terasa di kota-kota besar saja, bro.

Perlu brother ketahui, ada yang sampai menjual Pertalite hingga Rp 30.000 secara eceran untuk satu botol minuman kemasan.

Seperti di Lembata, Nusa Tenggara Timur (NTT), di mana BBM subsidi seperti Pertalite dijual dengan harga eceran dan memakai harga non subsidi.

Hal tersebut terungkap saat audiensi pemerintah daerah Kabupaten Lembata dengan massa Aliansi Masyarakat Pemuda Peduli Rakyat Lembata (AMPPERA) di Kantor Bupati Lembata, Selasa (11/10/2022).

Kepala Dinas Koperindag Kabupaten Lembata, Longginus Lega bilang, dalam alur tata niaga BBM hanya ada penyalur, SPBU dan sub penyalur.

Adapun mekanisme tersebut diatur oleh regulasi, tidak ada istilah pengecer.

Baca Juga: Akhirnya Terungkap soal Pertalite Berubah Warna dan Penyebab Bensin Jadi Makin Boros

Masalahnya, para pengecer di pinggir jalan malah menjual pertalite subsidi dengan harga lebih mahal.

Ia mengatakan, pemerintah daerah belum bisa melakukan penindakan karena itu ranahnya penegak hukum.

Anggota AMPPERA, Hendra Langoday, meminta pemerintah mengendalikan harga eceran yang menjual BBM subsidi pertalite dengan harga mahal.

"Kami minta Pemda selidiki. Jangan sampai ada oknum tertentu yang bersekongkol untuk menggelapkan minyak. Kalau ada penyimpangan maka harus ditindak," kata Hendra dikutip dari Pos-Kupang.com.

Sekda Lembata Paskalis Ola Tapobali juga berkesempatan memaparkan beberapa langkah konkret yang sudah dilakukan pemerintah. Salah satunya dengan pergi ke Depot Pertamina Maumere.

"Kita temukan ada kuota BBM yang tidak terangkut setiap hari," ujar Sekda Tapobali.

Dua penyebabnya adalah kemampuan finansial (cash flow) perusahaan penyalur dan kapasitas kapal angkutan BBM ke Lembata.

Saat ini, pemerintah juga berupaya mendorong pihak Keuskupan Larantuka untuk mempercepat pembangunan SPBU yang diharapkan dapat menuntaskan permasalahan BBM di Lembata.

Artikel ini telah tayang di Pos-Kupang.com dengan judul "BBM Subsidi di Lembata Dijual Eceran Dengan Harga Non Subsidi"