Find Us On Social Media :

Sejarah Kata Bajingan Sering Nongol Di Tongkrongan Bikers, Aslinya Bukan untuk Makian

By Albi Arangga, Selasa, 3 Januari 2023 | 09:45 WIB
Ilustrasi salah satu lokasi tongkrongan bikers. (dok. MOTOR Plus-Online)

MOTOR Plus-Online.com - Kata bajingan pastinya sering nongol di tongkrongan para bikers, tapi tahukah brother sejarah atau arti dari kata bajingan itu?

Di kalangan komunitas motor, kata bajingan sangatlah tidak asing, apalagi kalau lagi nongkrong-nongkrong.

Kata bajingan biasanya sering digunakan sebagai suatu ungkapan oleh orang-orang. Misal kalau dikalangan bikers nih, "bajingan nih motornya keren!" atau "wah harga motornya bajingan juga nih," dan sebagainya.

Kadang juga kata bajingan identik banget dengan ungkapan makian. Dan dari sini kita enggak usah kasih contoh yaa.

Tapi tahukah brother, meski sering muncul di tongkrongan, pernahkah brother berpikir mengenai asal mula atau sejarah dari kata bajingan itu sendiri?

Dan percayakah brother kata bajingan ini tujuannya juga bukan untuk makian?

Dikutip dari National Geographic, bajingan adalah profesi yang umum bagi masyarakat Jawa dan sudah ada sejak zaman Mataram Islam atau abad ke-16 Masehi.

Ya, bajingan adalah profesi kusir gerobak sapi, salah satu warisan kearifan lokal Indonesia yang sudah ada sejak zaman dulu.

Profesi ini memegang erat kekerabatan dan kerukunan yang diwadahi oleh paguyuban penarik gerobak sapi atau para bajingan.

Baca Juga: Pemotor Kurangin Nongkrong, KUHP Baru Disahkan Berisik Tengah Malam dan Ganggu Tetangga Denda Rp 10 Juta

Pada masa kolonial Hindia-Belanda, masyarakat pribumi tidak dapat menaiki transportasi mewah sebagaimana para pejabat Eropa.

Mereka hanya dapat menunggangi gerobak sapi yang ditarik bajingan untuk mobilitas sehari-hari.

Seiring berjalannya waktu, kata bajingan perlahan mulai mengalami pergeseran makna hingga sekarang ini menjadi erat di tongkrongan para bikers.

Pergeseran makna dari kata bajingan bisa ditelisik dari tulisan Multatuli.

Dalam bukunya berjudul Max Havelaar terbitan tahun 1860, kata bajingan mulai berkonotasi negatif.

"Nak, jika mereka memberitahumu bahwa aku adalah bajingan yang tidak memiliki keberanian melakukan keadilan, bahwa banyak ibu yang meninggal karena kesalahanku…" tulis Multatuli.

Penggalan tulisan itu mengindikasi penggunaan kata 'bajingan' sebagai bentuk umpatan sejak abad ke-19.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Apa Itu Bajingan, dan Bagaimana Sejarahnya Jadi Kata Makian?"