Find Us On Social Media :

Ngeri Melihat Perkembangan Bentuk Motor MotoGP Selama 10 Tahun

By Reyhan Firdaus, Minggu, 2 Juli 2023 | 19:10 WIB
Duel Valentino Rossi lawan Marc Marquez di MotoGP 2013 (MotoGP.com)

Yang membedakan adalah penambahan paket aerodinamika, seperti winglet di area depannya.

Banyak yang bilang, pabrikan Jepang tidak berani ambil resiko dalam pengembangan motor mereka.

Memang kalau melihat sejarahnya, pabrikan Eropa lebih berani dalam merombak motor balap mereka.

Contohnya Ducati yang mempopulerkan winglet, saat dipakai Ducati Desmosedici di musim 2015.

Padahal motor balap Yamaha duluan memakai winglet, di motor YZR500 musim 1999.

Sejarah winglet di motor GP sendiri, sudah muncul sejak dipakai MV Agusta 500/4 di tahun 1972.

Tim Eropa seperti Ducati sampai Aprilia lebih berani mengembangkan motor (facebook.com/groups/MotoGPTech)

Selain winglet, pabrikan Eropa seperti Ducati dan Aprilia, juga rajin mencoba piranti aerodinamika seperti swingarm deflector.

Makanya kalau brother bandingkan, motor asal Eropa seperti Ducati Desmosedici, KTM RC16 dan Aprilia RS-GP lebih ekstrem.

Saat musim 2013, desain motor mereka lebih ringkas karena belum dipasang winglet misalnya.

Tapi di MotoGP 2023, desainnya lebih radikal karena juga mempertimbangkan ground effect, demi daya tekan lebih baik.

Netizen di grup FB MotoGP Tech menyebut, pengembangan motor pabrikan Eropa lebih berani karena risetnya lebih cepat.

Ini disebabkan riset dan produksi komponen baru, bisa dilakukan cepat karena jarak antara markas tim dan sirkuit tes lebih dekat.

Makanya pengetesannya bisa lebih intens, serta pembuatan komponen lebih cepat mengikuti permintaan pembalap seperti Marc Marquez dengan Honda.

Beda dengan pabrikan Jepang, yang butuh waktu karena markasnya di Jepang, namun pengetesannya di Eropa.

Memang berkaca dari hasil, pabrikan Jepang tetap bisa sukses seperti dibuktikan Suzuki di tahun 2020, dan Yamaha di tahun 2021.

Namun perkembangan motor Ducati, KTM dan Aprilia yang lebih cepat, membuat dominasi pabrikan Jepang mulai tergeser.

Kita tunggu saja, apakah Honda dan Yamaha bisa kembali bangkit, dengan bantuan konsesi demi kebebasan pengembangan motor.