Find Us On Social Media :

Untung Rp 2 Miliar Bensin Pertamax Palsu Aslinya Pertalite Barang Bukti Total 29 Ribuan Liter

By Galih Setiadi, Jumat, 29 Maret 2024 | 07:10 WIB
Polisi menunjukkan bensin Pertamax palsu yang ternyata sebenarnya Pertalite. (Wartakotalive.com/Ramadhan L Q)

MOTOR Plus-Online.com - Belum lama kasus Pertalite tercampur air kini ramai soal bensin Pertamax palsu.

Pelaku meraup keuntungan Rp 2 miliar dari bisnis bensin Pertamax palsu yang ternyata sebenarnya Pertalite dengan barang bukti segini banyak.

Kasus tersebut diungkap Penyidik Direktorat Tindak Pidana Tertentu (Dittipidter) Bareskrim Polri.

Pihaknya berhasil mengamankan beberapa tersangka, yaitu RHS (49) sebagai pengelola SPBU, AP (37) selaku manajer SPBU, DM (41) manajer dan pengawas, RI (24) dan AH.

Ada 4 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang melakukan kecurangan itu.

Seperti yang disampaikan Direktur Tidak Pidana Tertentu (Dirtipidter) Bareskrim Polri, Brigjen Pol. Nunung Syaifuddin.

"Jadi sudah empat SPBU yang melakukan penyimpangan dengan modus yang sama," ujarnya di Mabes Polri, Jakarta pada Kamis (28/3/2024).

Ia mengatakan, barang bukti berupa 29.046 liter Pertamax yang diduga palsu di empat tangki pendam SPBU.

Baca Juga: Jahat Modus Pelaku Pembuat Bensin Pertamax Palsu, Pertalite Dioplos Pakai Pewarna Dijual Mahal

Rinciannya SPBU Karang Tengah 9.004 liter, SPBU Pinang Kota, Tangerang 3.700 liter, SPBU Kebun Jeruk 6.814 litee, dan SPBU Cimanggis Kota Depok 9.528 liter.

Brigjen Pol. Nunung Syaifuddin bilang, pihaknya juga menyita sampel Pertalite yang sudah dicampur dengan zat pewarna sehingga menyerupai Pertamax.

Penyidik juga menyita bahan pewarna yang digunakan pelaku untuk mengubah warna Pertalite menjadi warna Pertamax.

Selain itu, menyita dokumen pemesanan atau DO dan penjualan BBM, serta alat komunikasi yang hasil penjualan BBM dengan total penjualan 111.552.000 liter.

Kecurangan tersebut sudah dilakukan pelaku sejak Januari 2023 sampai Januari 2024.

Dengan modus tersebut, pelaku mendapatkan keuntungan lebih dari Rp 2 miliar.

"Motif dari para pelaku untuk adalah ingin mendapatkan keuntungan yang sebesar besarnya," ungkap Nunung mengutip situs resmi Humas Polri.

Jika Pertalite dijual dengan harga Rp 10.000, setelah warnanya diubah menyerupai Pertamax dibanderol Rp 12.950 per liter.

"Jadi ada disparitas harga hampir Rp 3.000, atau tepatnya Rp 2.950," tutur Brigjen Pol Nunung Syaifuddin.