Test Jupiter Z1 Balap, Wajib Coaching Clinic

Motorplus - Selasa, 22 Oktober 2013 | 19:19 WIB

Coaching clinic dari Sigit PD sebelum jajal!

Layaknya coaching clinic, sebelum jajal pacuan balap sensasional ini, Em-Plus pun mendapatkan pengarahan dari Sigit tentang bagaimana karakter pacuannya itu. “Tenaga motor ini besar, namun keluar dengan halus. Sehingga, lebih mudah dikuasai. Meski begitu, power motor di setiap putaran tetap terisi,” ucap pembalap asal Jogjakarta ini.

Usai pemanasan, Em-Plus riding bareng Sigit. Tetapi, pakai Jupiter Z1 standar. Selain buat mengenal racing line, juga buat merasakan performa standar Z1. Beberapa lap awal, riding berjalan santai. Tetapi setelah itu, Z1 standar juga dibejek layaknya pacuan balap.

Meski standar, tetapi performa yang diberikan pacuan yang punya tenaga sekitar 10 dk itu cukup mumpuni. Perpindahan gigi halus dan lincah buat taklukkan tiap tikungan yang ada. Ini, ciri khas pacuan Yamaha!

Sesuaikan ergonomi, sebelum turun ke trek. Seting sok belakang disesuaikan kondisi trek

Puas dengan motor standar, saatnya bejek Z1 balap! Em-Plus, dipaksa buat mengimbangi kehebatan skill balap Sigit. Kini, dengan Z1 balap 130 cc yang punya power puncak sekitar 21 dk.

Untuk itu, grip gas dari throttle body berventuri 28 mm diputar lebih dalam. Menariknya, power delivery yang dihadirkan di tiap tikungan terasa smooth. Tak ada gejala ban sliding layaknya over poweryang tak diinginkan. Malah, macam pakai kontrol traksi. He,he,he. Ban IRC Razzo 166 dengan profi l 90/80-17, mampu menapak sempurna ke aspal.

Posisi footstep dan tuas perseneling diadjust sesuai spek tubuh

Tenaga yang terus isi disetiap putaran ini salah satunya karena seting rasio tepat. Di pacuan ini rasio gigi I dipatok, 12/33 mata. Gigi II, 16/30 mata. Gigi III, 18/27 mata. Dan Gigi IV, 24/28 mata. Semuanya disempurnakan dengan fi nal gear 13/48 mata. Power keluar sesuai kebutuhan trek. Kondisi ini, membuat Em-Plus lebih pede buat membuka gas lebih awal.

Begitu juga ketika ingin masuk tikungan. Porses deselarsi akibat perpindahan gigi dari tinggi ke rendah, terasa halus. Tak ada engine brake berlebih! Lengan dibuat lebih relax. Fokus riding seakan hanya dibuat mengendalikan arah laju pacuan. Bukan menahan gaya gravitasi (G) bobot tubuh yang terdorong kuat ke depan. (www.motorplus-online.com)

Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular