Menaikkan Performa Mesin Tak Melulu Bore Up, Buktinya di Suzuki Satria F-150 Ini

Motorplus,Rudy Hansend - Sabtu, 2 Februari 2019 | 16:00 WIB
Athaya

MOTOR Plus-Online.com-Suzuki Satria F-150 gress yang saat didyno standarnya cuma 12,45 hp dan  torsi 7,8 lb.ft (10.58 Nm), kini melejit jadi 23,48 hp dengan torsi 10,01 lb.ft (13,57
Nm)/11.500.

Weww.., naiknya 2 kali lipat, cuy!

Targetnya sih 25 hp. Makanya sekarang masih riset terus,” beber Tomy Huang, bos Bintang Racing Team (BRT) di Cibinong, Jawa Barat.

Motor ini digeber Harlan Fadhillah di Indoprix (IP) beberapa tahun lalu di kelas 150 cc.

Mau tahu ubahannya? Sesuai regulasi yang membolehkan pakai piston apa saja, selama diameternya tidak membuat kapasitas mesin melebihi 150 cc.

Baca Juga : Motor Yamaha NMAX Dijual Cuma Rp 8 Jutaan Bikin Geger, Kok Seperti Ada yang Aneh...

Baca Juga : Video Freestyler Gagal, Motor Berdiri dan Mendadak Liar, Hajar Kerumunan Penonton

Tomy menjejali blok silinder F-150 pacuan Harlan tersebut pakai produk Wiseco punya Kawasaki Ninja 250.

Athaya

"Diameternya sama-sama 62 mm dengan pen 16 mm.

Tujuannya buat naikin kompresi, karena dome piston Wiseco lebih tinggi,” terang Tomy sembari bilang rasio kompresi mesin melonjak jadi 11,8 :1 setelah pakai piston tersebut.

Lalu, guna mengejar asupan gas yang deras dan cepat ke ruang bakar dan melancarkan sisa hasil pembakaran, saluran masuk dan buang diporting.

Hambatan yang ada pada saluran diminimalkan.

Baca Juga : Video Maling Motor Terkapar Kena Tendangan Kungfu Pemilik Honda BeAT, Warga Kaget

Trus, klep in dan ex diganti pakai diameter 24/22 mm (standar 22/19 mm) dengan sitting klep berbahan berilium.

Hasilnya, ketika diukur pakai flowbench, semula yang gas speednya mentok di 110 cfm (standar) pada tinggi angkatan kem (lift) 9 mm, usai diporting melonjak naik jadi 150 cfm, atau meningkat sebanyak 27,3 %.

Selanjutnya, profil kem dibenahi ulang pakai metode trygonometry.

“Sekarang pakai hasil riset ke-10,” beber Tomy.

Baca Juga : Pemotor Sering Masuk Jalan Tol atau Kesasar, Kenapa Penggunaan GPS Dilarang? Begini Penjelasan Polisi

Speknya, kem ex membuka di 61 derajat sebelum TMB (setelah angkatan 1 mm) dan menutup di 40 derajat setelah TMA (durasi 281 derajat).

Lift-nya 8,18 mm dengan LSA 105 derajat dan overlap 3,99 mm.

Sedang kem in membuka di 31 derajat sebelum TMA, dan menutup di 56 derajat setelah TMB (durasi 267 derajat).

Tinggi angkatan klepnya 8,38 mm dengan LSA 100 - 109 derajat dan overlap 4,46 mm.

“Pakai metode trygonometry, profil kem bisa diatur menyesuaikan kekuatan per klep. Per klepnya masih pakai standar pabrik, lho.

Tapi, tetap kuat dan enggak  ada floating meski putaran mesin mencapai 14 ribu rpm,” akunya.

Suplai gas bakar pakai karburator Keihin PWK 28.

Kombinasi spuyernya pakai ukuran 55/115 (pj/mj).

Agar empasan gas buang lancar, knalpot diganti jenis free flow yang didesain khusus R9 Racing.

Pada sektor pengapian, sistemnya diubah jadi total loss menggunakan magnet, pulser dan koil YZ 125.

Otak pengapiannya mengandalkan BRT Super Pro dengan pilihan mapping ke-22.


Artikel ini sudah dimuat di Tabloid MOTOR Plus edisi 781 th 2014

Source : MOTOR Plus
Penulis : Motorplus
Editor : Aong




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular