Bandung Disebut Kota Termacet di Indonesia, Pemkot Buka Suara

Reyhan Firdaus - Sabtu, 5 Oktober 2019 | 18:30 WIB
Tribunjabar.co.id
Kepadatan lalu lintas di jalan penguhubung Kota Bandung dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, Rabu (5/6/2019).

MOTOR Plus-online.com - Lagi ramai di media sosial, akan Bandung sebagai kota termacet di Indonesia.

Itu merupakan hasil survei Bank Pembangunan Asia (Asian Development Bank/ADB).

ADB menyatakan, kalau tingkat kemacetan di Kota Bandung melebihi kota besar lainnya, seperti Jakarta dan Surabaya.

Tentu saja muncul pro dan kontra kalau Bandung disebut sebagai kota termacet di Indonesia, termasuk oleh Pemerintah Kota Bandung.

Baca Juga: Ratusan Motor Terjebak Macet di Lokasi Wisata Negeri di Atas Awan, Gubernur Banten Langsung Bereaksi

Baca Juga: Gak Peduli Macet dan Terik Matahari, Driver Ojol Cantik Ini Punya Niat yang Bikin Hati Teriris

Dikutip dari Tribun Jabar, dalam rilis survei Update of the Asian Development Outlook edisi September 2019, ada beberapa kota besar di Indonesia yang masuk 24 kota termacet.

Kota Bandung menduduki peringkat ke-14; Jakarta, 17; dan Surabaya, 20.

ADB pun menyebutkan, dari 278 kota di dunia yang diteliti, rata-rata tingkat kemacetan seluruh kota mencapai 1,24.

Artinya masyarakat memerlukan waktu 24 persen lebih banyak, untuk melakukan perjalanan di jam sibuk.

Kemacetan lebih parah di kota-kota besar, karena angka rata-ratanya mencapai 1,51 untuk 24 kota terbesar dengan populasi di atas 5 juta penduduk.

Studi ini mengukur ongkos kemacetan, dengan fokus pada waktu yang hilang dalam perjalanan seseorang.

Kemudian dihitung biaya operasional kendaraan dan juga tingkat polusi udara.

Informasi tambahan juga dikumpulkan melalui data perjalanan, yang diproyeksikan Google Maps.

Baca Juga: Biang Kemacetan, Pemotor Keluhkan Galian Gorong-Gorong Jalanan Di Cimahi

Tribun Jabar/Syarif Pulloh Anwari
Bikin Macet, warga Cimahi Keluhkan Proyek Perbaikan Gorong-gorong di Jalan Amir Machmud, Bandung.

Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung, EM Ricky Gustiadi menolak hasil survei tersebut, sebabnya tidak sesuai dengan fakta yang terjadi.

Terlebih menurutnya, kota besar lainnya, seperti DI Yogyakarta memiliki tingkat pembangunan infrastuktur yang lebih masif.

Salah satunya proyek underpass Kentungan, sehingga berdampak pula pada tingkat kemacetan di wilayah tersebut.

"Indikator mereka itu apa, biasanya kan waktu tundaan karena antrean panjang, kecepatan rata-rata waktu tempuh, efisiensi konsumsi bahan bakar dan emisi gas buang polutan kendaraan bermotor berupa karbon monoksida," buka Ricky.

Baca Juga: Enggak Sampai Seharian, Cukup Butuh Waktu Segini Untuk Uji Emisi Motor

"Nah ini indikatornya apa bisa membandingkan dengan Jakarta, saya juga bingung jadinya," ujarnya melalui telepon, Jumat (4/10/2019).

Menurutnya, dibandingkan dengan Kota Bandung, Jakarta dinilainya sudah mapan untuk penyediaan transportasi umum (Public Transport).

"Jakarta sudah sedikit mapan untuk penyediaan angkutan umumnya. Infrastrukturnya sudah jelas, hirarkinya pun sudah jelas, sehingga memang performance public transportnya sudah bagus," tukas Ricky.

Baca Juga: Jalan Mendadak Macet, Video Pengendara Yamaha NMAX Ngamuk Tantang Sopir Truk Duel, Mengaku Anggota TNI

Tribun Jabar/ Cipta Permana
Suasana kemacetan yang terjadi di ruas simpang Jalan Gatot Subroto - Laswi, Kota Bandung, Jumat (4/10/2019)

"Sehingga memang untuk kebijakan mengendalikan kendaraan pribadi sudah berani, contohnya penerapan ganjil genap pada plat nomor untuk membatasi kepadatan kendaraan di ruas jalan tertentu," lanjutnya.

Sedangkan, dari aspek kualitas, kuantitas dan performance public transport di Bandung, diakuinya belum sesuai standar yang memang diharapkan masyarakat.

Oleh karena itu untuk solusi secara bertahap, dan pihaknya sudah memiliki rencana integrasi transportasi Bandung Raya.

"Rencana tersebut terintegrasi dengan rencana induk transportasi Jawa Barat dan Nasional," sebutnya.

Baca Juga: Kemenhub: Silahkan Warga Pilih Transportasi Lain Kalau Tarif Ojol Rp 3.000 Per KM

"Kalau sudah transportasi kita baik, peluang kita akan menuju kesana (mengendalikan kendaraan pribadi) akan semakin terbuka," tambah Ricky.

Selain itu, langkah untuk mengurai kemacetan dan mengendalikan kendaraan pribadi lainnya di Kota Bandung yang terdekat adalah meningkatkan tarif parkir.

Tidak lupa beberapa lalu penertiban seperti parkir liar dan PKL.

"Kita juga sedang berupaya untuk berkoordinasi dengan Polrestabes Bandung untuk bersama memfloating petugas di titik-titik kemacetan," tutupnya.

Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Pemkot Bandung Tidak Terima Disebut Kota Paling Macet di Indonesia, Sesuai Hasil Survei ADB

Source : Tribun Jabar
Penulis : Reyhan Firdaus
Editor : Aong




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular