Debt Collector Boleh Tagih Hutang Saat Hari Libur atau ke Kantor? Simak Penjelasannya

Yuka Samudera - Selasa, 8 Maret 2022 | 07:56 WIB
Tribunnews.com
Foto ilustrasi. Kira-kira debt collector boleh tagih kreditur saat hari libur atau ke kantor? Nih simak penjelasannya.

Hal ini menjadi catatan jika debt collector dibolehkan untuk menagih kreditur hanya di alamat sesuai domisili kreditur.

Yang berarti penagihan harusnya dilakukan di rumah milik kreditur.

Berarti untuk penagihan hingga mengunjungi kantor kreditur jelas menyalahi aturan.

Lalu yang kedua ada poin berbunyi "Penagihan hanya dapat dilakukan pada pukul 08.00 sampai dengan pukul 20.00 wilayah waktu alamat pemegang kartu Kredit,"

Dilanjutkan dengan poin "Penagihan di luar tempat dan/atau waktu tersebut di atas, hanya dapat dilakukan atas dasar persetujuan dan/atau perjanjian dengan pemegang kartu kredit terlebih dahulu,"

Di poin tersebut tertulis waktu penagihan debt collector ke kreditur dilakukan dari pukul 08.00 hingga 20.00 sesuai wilayah kreditur.

Baca Juga: 3 Kelakuan Debt Collector Yang Bisa Dipidana, OJK Tegaskan Begini

Jika penagihan di hari libur, tentunya debt collector semestinya melakukan kesepakatan dengan kreditur.

Tribunnews.com
Ilustrasi debt collector.

Lalu gimana jika debt collector yang ingin menarik paksa kendaraan saat kreditur diketahui menunggak cicilan?

Mengutip Kompas.com, berdasarkan putusan MK, ada dua opsi yang bisa diambil.

Jika brother mengakui melakukan wanprestasi dan secara sukarela menyerahkan kendaraan, maka debt collector bisa mengambil unit kendaraan.

Namun, jika brother tidak berkenan menyerahkan kendaraan dengan alasan tertentu, maka sebaiknya mencari bantuan polisi terdekat.

Tindakan mengambil paksa kendaraan merupakan tindak pidana karena debt collector tidak mempunyai wewenang untuk melakukan penarikan – penyitaan sepihak.

Pelaku berpotensi dijerat pasal 378 dan/atau pasal 365 KUHP.

Pasal 378 KUHP mengatur "Barang siapa dengan maksud untuk menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum, memaksa seorang dengan kekerasan atau ancaman kekerasan untuk memberikan barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian adalah kepunyaan orang itu atau orang lain, atau supaya memberi hutang maupun menghapuskan piutang, diancam karena pemerasan, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun."

Sementara Pasal 365 KUHP mengatur pencurian yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terancam pidana penjara paling lama sembilan tahun.

Source : Kompas.com,Hukumonline.com
Penulis : Yuka Samudera
Editor : Ahmad Ridho




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular