Terungkap Masalah Besar Gagalnya Fabio Quartararo Pertahankan Gelar Juara MotoGP

Erwan Hartawan - Jumat, 16 Desember 2022 | 19:25 WIB
MotoGP.com
Foto ilustrasi. masalah besar gagalnya Fabio Quartararo gagal pertahankan gelar juaranya

MOTOR Plus-Online.com - Juara Dunia MotoGP 2021, Fabio Quartararo gagal mempertahankan gelar juara dunia. Ia harus puasa berada di runner-up usai ditaklukan Francesco Bagnaia.

Awal musim sebenarnaya cukup menyakinkan usai sempat berada di puncak klasemen. Namun tragis ketika Fabio Quartararo kehilangan puncak klasemen walau sempat menciptakan gap yang besar.

Sayangnya performa buruk pada paruh musim kedua menjegal Quartararo. Tercatat dalam 10 balapan terakhir, Quartararo hanya finis di posisi tiga besar dan tak sekalipun mencetak kemenangan.

Tulang punggung Yamaha tersebut sempat mengeluhkan Yamaha selalu tertinggal saat beradu kecepatan di lintasan lurus.

El Diablo julukan Quartararo juga sempat menekan Yamaha untuk meningkatkan top speed. Namun permintaan tersebut tak kunjung terpenuhi.

Managing Director Yamaha, Lin Jarvis pun akhirnya mengungkapkan masalah pada timnya yang membuat Fabio Quartararo kalah.

Terungkap juga Yamaha khawatir perubahan besar yang mengiringinya akan memengaruhi keandalan mesin dari Yamaha YZR-M1. Apalagi pada mengingat pada musim 2020 Yamaha berupaya membangun esin dengan pembaruan signifikan malah berakhir kontra-produktif.

Kasus gagal mesin karena masalah klep memaksa mereka menahan daya pacu si kuda besi demi tidak melewati batas alokasi mesin dalam semusim. Ide besar yang menumpuk selama pembekuan mesin pun tidak bisa tersalurkan semuanya.

Baca Juga: Satu-satunya Pembalap MotoGP Yang Berani Pakai Nomor Start 1, Sampai Dua Kali Pula

"Karena Covid kami benar-benar berhenti selama dua musim dengan pembekuan mesin. Artinya kami tidak bisa melakukan peningkatan pada 2021," ujar Jarvis kepada Crash.net.

"Kemudian pada 2022 pada dasarnya kita membuka pintu air."

"Kami sangat sibuk mengembangkan mesin 2022 dengan sebuah level performa yang berbeda dalam hal tenaga."

"Pada akhirnya, ini selalu soal mengevaluasi peningkatan performa dengan faktor reliabilitas, dan jika tidak ada jaminan reliabilitas 100 persen maka kita harus bersikap ragu."

"Pada dasarnya saat itu kami memutuskan untuk menghindari risiko apapun."

"Bisa dibilang kami memutuskan untuk tidak menggunakan mesin yang sama dengan 2021 tetapi bertahan dengan level performa yang konservatif."

Baca Juga: Fakta Unik Menarik Kalender MotoGP 2023, 9 Sirkuit Didesain Orang Yang Sama

"Ini dilakukan agar kami yakin bahwa unsur reliabilitasnya akan terjaga. Jadi itulah yang terjadi." jelasnya.

Source : Crash.net
Penulis : Erwan Hartawan
Editor : Indra GT




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular