MOTOR Plus-online.com - Usai MotoGP Qatar 2024, Fabio Quartararo kesal motor Yamaha tak kompetitif.
Masih ingat jargon motor Yamaha yang berbunyi 'Yamaha Semakin di Depan yang Lain Semakin Ketinggalan'?
Tampaknya di musim MotoGP 2024, jargon Yamaha ini betulan terjadi di motor balap Yamaha.
Namun bukannya 'Semakin di Depan', melainkan 'Semakin Ketinggalan'.
Hal ini dikeluhkan oleh pembalap tim Yamaha di MotoGP, Fabio Quartararo.
Mengutip Paddock-GP.com, MotoGP Qatar 2024 ternyata jadi awal yang buruk untuk motor pabrikan Jepang.
Tak ada satu pun pembalap tim pabrikan Jepang dari Yamaha atau Honda mampu menembus 10 besar di balap sprint dan balap utama MotoGP Qatar 2024.
Fabio Quaratraro finish P12 di Sprint Race dan P11 di sesi Race kemarin.
Baca Juga: Tidak Dapat Hasil Bagus, Pembalap Pertamina Enduro Tidak Percaya Diri di MotoGP Qatar 2024
Bahkan pembalap asal Prancis itu menyebut motor Yamaha semakin ketinggalan dari para pabrikan Eropa di tahun ini.
"Kami lebih cepat dari tahun lalu, tapi mereka (Ducati, KTM, Aprlia) lebih baik dan lebih cepat lagi tahun ini," ungkapnya dikutip dari Paddock-GP.com, Selasa (12/3/2024).
"Bahkan saya merasa kami kehilangan sesuatu dibandingkan dengan Honda. Mereka juga kesulitan tapi saya rasa kami lebih buruk lagi hari ini," sambung pembalap Monster Yamaha itu.
Kata Quartararo, Yamaha tetap belum bisa mengembalikan keunikan corner speed fantastis milik YZR-M1.
Padahal sebelumnya keahlian itu jadi salah satu kekuatan utama motor balap Yamaha tersebut.
Malah Quartararo menilai jika kemampuan menikung saat ini jadi salah satu kelemahan terbesar Yamaha saat ini.
"Tikungan panjang dengan akselerasi sebelumnya menjadi salah satu kekuatan kami pada 2021, sekarang hal yang sama jadi kelemahan kami," jelasnya.
"Itulah yang menjadi pertanyaan kami sekarang, kenapa sekarang kami jadi lambat di tikungan seperti ini," lanjut sang 'El Diablo' ini.
"Kami memang lebih kencang dari tahun lalu, tapi dibandingkan dengan pabrikan lain, kami yang paling tertinggal saat ini," tutupnya.
Penulis | : | Yuka Samudera |
Editor | : | Joni Lono Mulia |
KOMENTAR