Find Us On Social Media :

Sempat Viral Kampung Miliarder Tuban, Tak Punya Lahan Warga Jual Sapi

By Ardhana Adwitiya, Rabu, 26 Januari 2022 | 08:05 WIB
Sempat viral kampung miliarder Tuban, Jawa Timur, tak punya lahan kini warga jual sapi untuk kebutuhan sehari-hari. (Surya.co.id)

MOTOR Plus-online.com - Sempat viral kampung miliarder Tuban, Jawa Timur, tak punya lahan kini warga jual sapi untuk kebutuhan sehari-hari.

Bikers pasti ingat kampung miliarder Tuban yang viral beberapa waktu lalu.

Tepatnya warga di Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Usai jual lahan pertanian mereka ke Pertamina untuk proyek kilang, mereka mendadak menjadi orang kaya.

Bahkan sempat ramai foto warga di Kecamatan tersebut ramai-ramai beli mobil.

Ternyata kisah warga kampung miliarder Tuban belum selesai.

Setelah mendapat ganti rugi penjualan lahan untuk proyek kilang minyak Pertamina Grass Root Refinery (GRR) di kecamatan setempat, kini kabar tak mengenakkan datang.

Hal itu diketahui saat unjuk rasa warga enam desa di ring perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia, Senin (24/1/2022).

Di antaranya Desa Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu.

Baca Juga: Warga Kampung Miliarder Tuban Malah Nyesel Jual Tanah Sampai Kaya Mendadak, Ini Alasannya

Seorang lelaki tua, Musanam, warga Desa Wadung, mengaku menyesal telah menjual tanah dan rumahnya ke PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) setahun lalu.

Kini kakek yang berusia 60 tahun itu sudah tidak lagi memiliki penghasilan tetap, sebagaimana setiap masa panen.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ia pun terpaksa harus menjual sapi ternaknya.

"Sudah tak jual tiga ekor untuk makan dan kini tersisa tiga," ujarnya dikutip dari TribunJatim.com.

Salah satu warga kampung miliarder Tuban yang menyesal jual tanah. (Kompas.com)

Baca Juga: Kocak Saingi Sultan Tuban Satu Desa Rame-rame Beli NMAX dan PCX

Hal lain juga disampaikan Mugi (60), warga kampung miliarder lainnya.

Usai menjual tanah seluas 2,4 hektare ke perusahaan plat merah tersebut, kini ia kesulitan mendapatkan penghasilan setiap panen.

Jika biasanya bisa mendapat Rp 40 juta saat panen, sekarang sudah tak lagi mendapat hasil tersebut.

"Dulu lahan saya tanami jagung dan cabai, setiap kali panen bisa menghasilkan Rp 40 juta. Kini tak lagi memiliki penghasilan, setelah menjual lahan," ungkapnya.

Baca Juga: Satu Desa di Kuningan Kaya Mendadak, Ratusan NMAX dan PCX Baru Diborong

Ia juga bercerita, lahan miliknya dijual sekitar Rp 2,5 miliar kemudian uangnya digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, sisanya ia tabung.

Mugi mengingat, dulu sering didatangi pihak Pertamina saat berada di sawah agar mau menjual lahan.

Segala bujuk rayu pun ditawarkan, termasuk tawaran pekerjaan untuk anaknya. Namun hingga kini, tawaran tersebut tak pernah terealisasi.

"Dulu saya didatangi pihak Pertamina agar mau jual lahan, janji diberi pekerjaan anak-anak saya tapi tidak ada sampai sekarang," pungkasnya.

Baca Juga: Viral, Satu Kampung Dapat Uang Kaget Setara Ratusan Motor Yamaha NMAX

Diberitakan sebelumnya, Aliansi warga enam Desa yaitu Wadung, Mentoso, Rawasan, Sumurgeneng, Beji dan Kaliuntu, Kecamatan Jenu, berunjuk rasa di kilang minyak pertamina grass root refinery (GRR), Senin (24/1/2022).

Sekitar 100 massa yang melibatkan karang taruna enam desa di wilayah ring perusahaan itu, menyoal PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PT PRPP) yang dinilai tidak kooperatif.

Dampaknya, para pengunjuk rasa membawa lima tuntutan saat aksi yang ditujukan pada perusahaan patungan Pertamina dan Rosneft asal Rusia.

Korlap aksi, Suwarno mengatakan, ada lima tuntutan dari masyarakat ring perusahaan.

Baca Juga: Heboh Warga Tuban Dapat Uang Rp 8 Miliar, Bisa Beli Berapa Motor Baru?

Pertama, memprioritaskan warga terdampak terkait rekruitmen security (keamanan, red).
terdampak.

Kedua, semua vendor yang ada di pertamina di dalam rekruitmen tenaga kerja harus berkoordinasi dengan desa.

Ketiga, sesuai dengan janji dan tujuan pembangunan, pertamina harus memberi kesempatan dan edukasi terhadap warga terdampak.

Keempat, jika pertamina bisa mempekerjakan pensiunan yang notabennya usia lanjut, mengapa warga terdampak yang harusnya diberdayakan malah dipersulit untuk bekerja dengan dalih pembatasan usia.

Kelima, keluarkan vendor maupun oknum di lingkup project pertamina yang tidak pro terhadap warga terdampak.

"Aksi ini adalah buntut dari ketidak terbukaan pertamina terhadap desa di ring perusahaan, kita mendesak tuntutan direalisasikan," ujarnya kepada wartawan.

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Nasib Kampung Miliarder Tuban yang Dulu Viral, Kini Warga Jual Sapi untuk Makan seusai Lahan Dijual