Find Us On Social Media :

Gak Tega Lihatnya, Gara-gara Duit Rp700 Ribu Bapak Ini Nekat Bawa Jasad Anaknya Pakai Motor

By Ahmad Ridho, Rabu, 2 Februari 2022 | 11:00 WIB
Foto Ilustrasi pemotor bonceng jenazah bayi (Instagram.com/humaspoldakalteng)

MOTOR Plus-online.com - Gak tega lihatnya, gara-gara duit Rp700 ribu bapak ini nekat bawa jasad anaknya pakai motor.

Kisah pilu ini menimpa seorang bapak yang anaknya meninggal dunia.

Belum kering air matanya karena kehilangan anak tercinta, dirinya mendadak harus menerima kenyataan pahit lain.

Lelaki ini harus membawa jasad anaknya dari rumah sakit menggunakan motor.

Hal ini gara-gara uang Rp700 ribu, membawa anaknya yang sudah meninggal pakai motor adalah jalan terbaik.

Enggak kira-kira, jarak dari Rumah Sakit menuju ke rumah korban sejauh 70 kilometer.

Si bapak nekat membawa anaknya pakai motor bukan tanpa alasan.

Ternyata pihak rumah sakit mematok biaya pengantaran jenazah menggunakan mobil ambulans sebesar Rp700 ribu.

Baca Juga: Ini Kata Sopir Ambulans Bawa Pasien Gawat Darurat Saat Dikasih Jalan Rombongan Presiden Jokowi 

Bapak dari si anak yang meninggal enggak sanggup untuk membayar biaya sebesar itu.

Akhirnya terungkap, bapak ini bernama Asdar (29).

Dia warga Dusun Batu Lappa, Kecamatan Sinjai Timur, Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.

Asdar jadi perbincangan warga di Sinjai.

Warga banyak yang terharu dengannya.

Asdar terpaksa membonceng bayinya dari Kabupaten Bone ke Kabupaten Sinjai dengan sepeda motor.

Jarak kedua kabupaten itu sekitar 70 Km.

Bayi yang diboncengnya ternyata sudah meninggal.

Baca Juga: Komentar Bupati Grobogan Saat Ambulans Bikin Rombongan Presiden Jokowi Langsung Menepi 

Ia ditemani seorang kakaknya bernama Agus.

Mereka membonceng bayinya dengan menggunakan sepeda motor setelah meninggal dunia di Rumah Sakit Pancaitana Kabupaten Bone.

Peristiwa tersebut pada pukul 09.00 Wita, Jumat (28/1/2022) malam.

Asdar menceritakan kepada TribunSinjai.com, Selasa (1/2/2022) soal itu.

Bahwa awalnya sang istrinya bernama Juliatun Mariani (25) melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sinjai pada Kamis (27/1/2022) lalu.

Ia melahirkan dengan cara caesar.

Bayi yang dilahirkan berhasil selamat.

Hanya saja sang anak dalam kondisi lahir tidak normal atau prematur.

Sebelum melahirkan Juliatun Mariani mengalami pendarahan pada usia kehamilan tujuh bulan.

Baca Juga: Jangankan Sipil, Polisi Saja Tidak Sembarangan Kawal Mobil Ambulans 

Karena bayi yang dilahirkan kondisi prematur sehingga pihak RSUD Sinjai merujuk ke RSU Pancaitana Kabupaten Bone.

Sempat medis di rumah sakit itu merawat bayi dari Asdar dan Juliatun Mariani selama satu hari satu malam.

Namun kondisi bayi terus memburuk sehingga menghembuskan nafas terakhir di RSU tersebut.

Saat meninggal Asdar bermohon diantar kepada pihak manajemen setempat dengan menggunakan mobil ambulans RSU Pancaitana Kabupaten Bone.

Menurut Asdar bahwa sopir ambulans RSU Pancaitana menyampaikan bahwa sewa mobil ambulans Rp 700 ribu.

"Saya minta begitu karena kemampuan saya hanya Rp 500 ribu karena memang saya sudah tak punya uang. Tapi sopir katakan tidak bisa, saya coba minta lagi Rp 600 ribu saja tapi tetap sama tidak bisa," ungkap Asdar.

Karena tak ada jalan lain, Asdar meminta kakaknya Agus untuk segera memboceng dirinya sambil menggendong bayinya yang sudah meninggal dunia.

Sempat Disusul Sampai di Kecamatan Mare

Baca Juga: Cuma Tekan Tombol Ini di HP Saat Kecelakaan, Pertolongan Ambulans Langsung Datang 

Asdar sudah melewati dua kecamatan dari Ibukota Bone yakni Kecamatan Barebbo dan tepat di Kecamatan Cina tiba-tiba mobil ambulance milik RSU Pancaitana menyusul mereka.

"Sopir mobil meminta saya untuk segera berhenti. Tapi saya menolak karena sudah terlanjur dan sudah di tengah perjalanan," kata Asdar.

Mereka baru tiba di kampungnya di Batulappa, Kecamatan Sinjai Timur pada pukul 11.00 Wita Jumat malam setelah menempuh perjalanan 70 kilometer lebih dari Ibukota Kabupaten Bone.

Manajemen RSU Pancaitana Bone Datangi Korban Minta Maaf

Sementara Kepala Bagian Administrasi RSU Pancaitana Kabupaten Bone, Fahruddin mendatangi langsung Asdar di rumahnya di Batulappa siang tadi.

Mereka bersama beberapa bidan dan dokter RSU Pancaitana Kabupaten Bone meminta maaf.

" Jadi kami atas nama menajmen meminta maaf atas masalah ini, tak seharusnya terjadi seperti ini Pak, ini salah," katanya saat tiba di rumah duka Asdar di Batu Lappa Sinjai.

Ia menjelaskan bahwa sikap sopir ambulance tersebut bukan sepengetahuan manajemen.

"Kondisi itu tidak disampaikan ke kami, melainkan sopir yang memutuskan," katanya.

Ia berjanji agar tidak terulang lagi seperti itu.

Manajmen RSU Pancaitana Kabupaten Bone juga menjanjikan untuk mengevaluasi seluruh bagian pelayanan kedepannya.

Keluarga Asdar adalah salah warga yang kurang mampu di Kabupaten Sinjai.

Artikel ini telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Pria Ini Terpaksa Gendong Jasad Anaknya Naik Motor, Gara-gara Sopir Ambulans Minta 700 Ribu