Modifikasi Honda Sonic 2001 Jakarta, Kawinkan Head Mesin CBR Dengan Mesin Sonic 125

Motorplus - Kamis, 23 Januari 2014 | 18:21 WIB

Kocak mendengar alasan Mufti Kusuma, pemilik Honda Sonic 125 yang mencangkok ‘engine half swap’ blok silinder set Honda CBR150. “Sadar punya bobot badan extraordinary, makanya harus kenceng biar enggak kaya siput,” papar pria yang bekerja di salah satu televisi swasta Tanah Air ini.

Tempuh cangkok atasan engine CBR 150R beserta isinya di Sonic 125, menurutnya terbilang mudah dan hanya ada penyesuaian di dua tempat. “Pertama, di lubang rantai keteng dan kedua setang piston Sonic di piston CBR. Posisi baut empat kaki tidak ada perbedaan, tinggal plek,” papar pria berkacamata yang dibantu Eko Pranoto dari Sonicagusta untuk pengerjaannya.

Penyesuaian pertama di lubang rantai keteng. “Sonic dijejali teknologi satu kem dan 2 klep alias SOHC (Single Overhead Camshaft), sedangkan CBR mengadopsi Double Overhead Camshaft (DOHC). Jadi, posisi rantai keteng makin centang saat jadi DOHC, makanya saat blok set dipasangkan, lubang rantai keteng di crankcase dibikin lebih lebar. Lebarnya, disamakan dengan lubang rantai keteng di pantat silinder CBR. Ganti gigi sentrik bawah Sonic pakai CBR,” detail Eko, yang jual part CBR dan Sonic original ini.

Saat lubang rantai keteng di crankcase Sonic di sesuaikan ternyata overset, maka harus dibikin dudukan baru pakai las argon agar pas. Blok set CBR aman deh, duduk di crankcase Sonic. Penyesuian kedua, penggabungan piston CBR dengan setang seher Sonic. “Pin piston setang seher Sonic punya diameter 13 mm dan piston CBR punya lubang pin 15 mm. Caranya cukup diberi bosh tebal 2 mm, aman deh,” papar Mufti.

Berhasil kawinkan Sonic dan CBR standar, kurang puas soal performanya. “Namanya standar, belum kenceng. Makanya diupgrade lagi,” jelasnya. Piston CBR standar 63,5 mm ditanggalkan diganti piston oversize 350, diameter 67 mm. Kapasitas silinder jadi, 166,3 cc.

Perbandingan kompresi diangka 12 : 1, minum Pertamax Plus. Klep aplikasi Mitsubishi Lancer Evo 3, in 26 mm dan ex 23 mm. Ke empat valve ini diatur dua noken as DBS durasi 270 derajat.

Kelistrikan diatur CDI Andrion XP Stage2 4 Power Limited, sedangkan pasokan bahan bakar dikomando Keihin Sudco PJ 34 dijejali pilot jet 42 dan main jet 120. “Bahan bakar dibikin kaya, supaya power atas bisa dapat. Hasilnya, kalau ketemu Ninja 250 bisa kejar-kejaran walau bobot gue gede,” canda Mufti. Konsumsi bahan bakar, dia pernah tes 1 liter / 20 kilometer. "Selanjutnya pingin pakai piston 71 mm dan naik stroke 3 mm". (www.motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI

Final gir

: SSS 16-42
Koil
: Yamaha YZ 125
Knalpot
: DBS
Ban
: Mizzle Hydra
Sonicagusta : 0857-1482-2181

Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular