Sirkuit Road Race Kenjeran, Satu Lagi Sarana Balap yang Harus Siap Digusur

Motorplus - Jumat, 14 Februari 2014 | 08:00 WIB

Dibangun tembok pembatas di R1 sirkuit Kenjeran

Penggusuran dengan judul proyek lokasi yang terjadi di sirkuit Pancing, Medan, sekarang ada lagi trek yang akan bernasib sama. Tahun ini sudah kelihatan kondisinya. Trek ini Kenjeran, Surabaya.

Sirkuit Pancing jelas relokasi yang bikin trek dilay out ulang jadi tidak layak oleh pengembangan perumahan swasta. Kalau sirkuit Kenjeran, pemilik fasilitas Kenjeran Park, Surabaya, akan menambah fasilitas hiburan di kawasan sirkuit.

“Mungkin tahun ini masih bisa untuk balapan kejurnas. Enggak tahu tahun depan. Pemilik fasilitas sirkuit akan me-ngubahnya entah jadi apa. Itu hak pemilik,” ujar Bambang ‘Kapten’ Hariwibowo, Ketua Umum Pengprov IMI Jatim.

Pastinya sirkuit kecil legendaris ke-dua setelah Sentul Karting ini masih dipergunakan gelaran nasional untuk musim ini. Tapi, tahun ini jadi penentu nasib trek yang panjangnya sekitar 1,1 km.

“Ada dua pohon besar di dua tikungan. Seandainya enggak ditebangbisa berbahaya. Kalau pembalap out dari lintasan, bisa nabrak pohon,” ujar salah satu tokoh road race Jawa Timur yang ogah disebut nama.

Sekarang ini di depan sirkuit Kenjeran yang dijadikan lahan untuk paddock tim sudah dipenuhi material bangunan untuk membangun wahana permainan anak-anak. Artinya, bertambah sempit area untuk tenda tim seandainya ada event bertaraf nasional.

Di sisi lain sekeliling trek kini sudah dibangun tembok beton. Mungkin maksud dari pemilik lahan Kenjeran yang baru untuk membuat aman penonton supaya tidak masuk ke lin-tasan. Tapi, tembok yang berdekatan dengan tikungan pertama sangat beresiko.

Area luar Kenjeran disesaki besi bangunan

Bayangkan kalau ada pembalap yang jatuh dengan tembok yangs udah dibangun. Seingat MOTOR Plus selama digelarnya balapan di Kenjeran pembalap yang terjatuh di R1 bisa terpental jauh sampai menembus pagar pembatas ketika masih belum dibangun pagar beton.

“IMI enggak bisa berbuat ba-nyak. Kami cuma bisa kasih dorongan moril karena hak atas lahan sirkuit tidak diserahkan ke IMI Jatim,” ujar Bambang Kapten.

Dengan kondisi ini siapa yang sebenarnya yang paling bertanggung jawab? “Yang bertanggung jawab Pemda, KONI, dan IMI setempat. Seandainya saja tiga unsur itu mau serius mengelola sirkuit, pasti semua pihak bisa membantu,” urai Supriyanto, Manager Motorsport PT Yamaha Indonesia Motor Mfg (YIMM).

Kenjeran hanya salah satu fakta sirkuit permanen yang kurang digarap serius. Lebih sial lagi sirkuit Pancing, Medan.

Jelas-jelas resmi IMI Sumut ditunjuk dan disahkan lewat SK Pemprov Sumut untuk mengelola Pancing. Tapi, faktanya legalitas IMI Sumut sebagai pengelola Pancing kalah dengan pengembang perumahan.

“Pemerintah memang tidak berpihak dengan pembangunan sirkuit,” tutup salah satu sumber dari IMI Sumut. (www.motorplus-online.com)

Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular