Road race di Kalimantan Selatan, biasanya tak lebih dari 7 lap. Belum lagi panjang lintasan kurang dari 1 km dan banyak tikungan patah-patah. Artinya selain skill pembalap, akselarasi jadi andalan buat memenangi balapan.
Nah, beda di Honda Racing Championship putaran 5 di sirkuit lapangan Murjani, (28/9) lalu. Untuk bisa melahap 10 lap di trek 1,1 km, daya tahan mesin jadi andalan. Dan yang mampu melewatinya Honda BeAT pacuan Reza Pranata, jawara Matic 130 cc Standar Terbuka (HRC-7).
Rider AKDRT By Rizky Aldino itu bisa jauh di depan berkat kecerdikan Tatang, sang tukang korek mesin. “Kuncinya bahan bakar, panjang trek, jumlah lap dan karakter joki,” ujar mekanik keturanan Garut, Jawa Barat tapi lahir di Banjarmasin.
Contoh, HRC mewajibkan semua motor balap pakai Pertamax Plus, otomatis rasio kompresi diturunkan. Kalau biasanya pakai rasio 12,8 : 1 sampai 13 : 1, jadi 11,2 : 1 buat durability.
“Makanya dome piston jadi cuma 1 mm bukan 3 mm lagi. Begitupun kubah head yang dibikin agak longgar. Agar tidak sering knocking,” imbuh Tatang yang berperawakan tinggi besar.
Melihat karakter Reza Pranata yang tidak terlalu bengis bejek gas, Tatang memasang kem berdurasi 262 derajat untuk klep in dan out tanpa merinci kapan durasi derajat klep membuka dan menutup. Selain itu posisi jarak aman overlap yang diseting Tatang ada di angka 3,4 mm.
“Komposisi mesin seperti itu ditambah knalpot bobokan, pasang spuyer di karburator standar 108 untuk main-jet dan 38 buat pilot-jet. Nggak terlalu basah karena di trek saat itu tidak terlalu panas dari biasanya,” imbuh Tatang.
Mesin sudah aman durabilitynya, CVT dimaksimalkan. Selain power bawah tetap isi, gasingan tengah ke atas bisa diangkat dengan mengganti roller kombinasi 7 dan 8 gram. Dan per CVT diganti part motor Kymco. (www.motorplus-online.com)
DATA MODIFIKASI
Per klep : Swedia
Piston : FIM
Sok belakang : YSS
Ban : FDR
Roller : Aftermarket
KOMENTAR