Yamaha Mio Drag 200 cc Dites Di Trek 500 Meter Untuk 201 Meter

Motorplus - Selasa, 5 Januari 2016 | 09:38 WIB

Sebelumnya, Robby Wijaya paling demen tiap kali diajakin ngedrag malam pakai Yamaha Mio 200 cc. Lokasi sepi di seputaran Kiara Payung, Jatinangor, tempat Robby ngetes dengan jalur 500 meter. Dari sinilah, Yamaha Mio drag 200 cc dites di tre 500 meter untuk 201 meter

Yamaha Mio drag 200 cc dites di tre 500 meter untuk 201 meter setelah kenal dengan barudak bengkel Dyel Speed. Plus tadinya cuma nyoba untuk 500 meter di jalan raya, berkat dukungan ortu, mahasiswa Universitas Pasundan ini memilih ikutan event balap lurus resmi. Pilihannya kelas Matic 200 cc. Kebetulan di Brigif, Cimahi, Bandung beberapa waktu lalu, digelar ajang drag bike 201 meter.

“Kita coba seting ulang jeroan mesin Mio yang tadinya buat trek 500 meter ini. Biar bisa kompetitif saat adu kecepatan di trek 201 meter,” ungkap Asep Jaya, punggawa Dyel Speed di Cijambe, Ujung Berung, Bandung.

Hasilnya tak sia-sia, Yamaha Mio drag 200 cc dites di tre 500 meter untuk 201 meter langsung sikat podium ke-3 balap lurus Cimahi.

BORE UP PISTON 66 MM. Untuk ikutan kelas matik s/d 200 cc, kapasitas silinder dinaikkan dengan cara bore up. Yakni menggunakan piston berdiameter 66 mm keluaran Izumi. Bila dikombinasi dengan stroke standar Mio (57,9 mm), kapasitas mesin terhitung jadi 198 cc. “Sengaja gak main stroke (stroke up, red) agar mesin lebih awet,” terang Asep.

HEAD. Mengimbangi volume silinder yang membengkak, saluran masuk dan buang digedein. Klep in dan ex pun diganti yang lebih lebar, yakni ukuran 28/24 mm (in/ex) keluaran BRT. Buka-tutup klep dikontrol noken as yang profilnya dirancang ulang khusus drag.

Durasi kem in dibikin 272°. Rinciannya, klep in membuka 30° sebelum TMA dan menutup di 62° setelah TMB. Sedang ex-nya cukup 269°, dimana klep ex mulai membuka 60° sebelum TMB dan nutup 29° setelah TMA.

RASIO KOMPRESI. Pemakaian piston Izumi dengan profil pucuknya agak nongol dipasang mendem 0,5 mm dari bibir liner saat TMA, membuat rasio kompresi jadi 13 : 1. Bahan bakarnya pakai bensol. “Kompresi dibuat padat seperti itu, agar power tengah ke atas makin ngejambak,” tukas Asep.

KARBURATOR. Buat memasok kabut bahan bakar, Asep tugaskan karburator Keihin PE 28 yang lubang venturinya direamer lagi jadi 30 mm. Saat main di trek Brigif, Cimahi, main jet dipatok 130 dan pilot jet 45.

CVT. Di sektor penerus daya, Asep ubah sudut puli primer jadi 13 derajat. Lalu rollernya diganti yang enteng, pakai 7 gram rata. Ditambah per CVT diganti yang lebih keras dengan spek 1.500 rpm, agar transfer tenaga ke roda belakang lebih berisi. (www.motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI

Ban depan     : Eat My Dust, 17-60/80

Ban Belakang : Eat My Dust, 17-60/80

Pelek         : Rossi Pro series

Sok depan     : Scarlet Racing

Sok belakang : YSS

Knalpot       : Cha Thailand

Stabilizer    : Ride It

Dyel Speed    : 0852-2277-9322

Penulis : Motorplus
Editor : Motorplus




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular