Mengenal Sejarah dan Tipe RX-King di Indonesia

Radit Kete - Selasa, 11 Juli 2017 | 14:50 WIB

Siapa sih yang tak kenal motor RX-King, begitu besar nama RX-King di indonesia.

Perlu diketahui bahwa kapasitas motor ini dibilang lumayan besar di kelasnya saat itu yakni 135cc.

Walaupun dibilang berusia tak lagi muda namun masih saja banyak penggemarnya.

Terbukti sampai saat ini masih banyak yang memburu motor ini walaupun dalam kondisi second, dan banyaknya club RX-King yang masih aktif dan bertebaran di penjuru Indonesia.

Hal ini juga di benarkan oleh salah satu anggota aktif DRAK-C (Dasan Agung King Club) Mataram.

(BACA JUGA Hitung-Hitung Biaya Restorasi Yamaha RX-King Yuk!)

"Untuk RX-King dengan kondisi bagaimanapun bakal di buru, toh juga kita bakal restorasi ulang," ujar Ismunandar Rizky, yang juga jual beli RX-King.

Motor 2 tak yang terkenal pada era tahun 1980-an sampai 1990-an sebagai motor jambret, walupun image negatif ini bisa dibilang memang benar adanya karena kala itu banyak penjahat yang memakai motor ini untuk menjalankan aksinya.

Motor ini bisa dikatakan berumur panjang karena awal kemunculan pada tahun 1983 dan discontinue 2009, berarti 25 tahun masa produksi tanpa perubahan body yang berarti.

Nah yang paling penting ialah, RX-King pada awal kemunculannya bukanlah real produksi dalam negeri, loh kok bisa???

Yups, RX-King ini awalnya motor CBU alias IMPORT dari negeri tetangga.

Tepatnya tahun 1980, nama awalnya bukan lah RX-King namun Yamaha RX-K 135.

Namun mungkin kurang laku, maka tak heran umur RX-K ini pendek karena mulai masuk Indonesia pada tahun 1980 dan selesai beredar di Indonesia tahun 1983.

Karena itu Yamaha Indonesia sedikit merubah namanya menjadi RX-King.

Pada awalnya Yamaha RX-king tidak langsung instan di produksi dan dipasarkan di Indonesia, tetapi melalui proses survey dan riset yang panjang mulai dari Sumatera, Jawa dan beberapa daerah lainnya.

Dan riset ini sendiri dilakukan oleh orang Yamaha Jepang langsung yaitu Motoaki Hyodo, Chikao Kimata, dan Nobuo Aoshima.

Dari hasil riset itu diperoleh bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menginginkan motor sport yang gagah, irit, dan mempunyai kecepatan kekuatan mesin yang besar.

Dan akhirnya lahirlah Yamaha RX-King 135 ini yang khusus dibuat Yamaha untuk pasar Indonesia.

Yamaha RX King merupakan salah satu legenda motor sport 2 tak Yamaha yang paling sukses.

Pernah booming antara tahun 80an hingga 90an akhir.

Selain larinya yang cukup kencang, bodi RX King saat itu dianggap mewakili jiwa muda, keren dan gagah.

Lebih jelasnya,Yamaha RX-King pertama kali hadir di Indonesia tahun 1983, penyempurnaan dari Yamaha RX-K 135, dengan penambahan YEIS (Yamaha Energy Induction System) yang mampu membuat RX King lebih irit bahan bakar sekitar 15 persen dari RX-K meskipun cc-nya sama.

Selain itu diterapkannya Yamaha Computerized Lubrication System membuat RX King semakin bertenaga hingga 5000 Rpm.

Jika diurutkan dari sejarahnya, RX-King ini bisa dikatakan dibagi menjadi 3 generasi.

Generasi awal Yamaha RX King atau yang biasa disebut King Cobra, disebut Cobra karena stangnya model seperti leher ular kobra yang saat itu lagi ngetrend.

Model King Cobra ini diproduksi antara tahun 1983-1991, dengan kode blok mesin Y1 dan Y2 dan mesinnya diimport langsung dari Jepang.

Wah, pasti bangga tuh yang punya generasi awal.

Namun untuk body, rangka, dll dirakit dan diproduksi di Indonesia.

Generasi berikutnya disebut King Master, dengan kode blok mesin Y1-74, banyak yang mengatakan bahwa y1-74 ini adalah produksi Yamaha Indonesia tepatnya di Yamaha Pulogadung Jakarta.

Generasi kedua ini diproduksi antara tahun 1992 sampai 2001.

Tapi model King Master sendiri dibagi menjadi 2, karena mulai tahun sekitar 1997 footsep belakang dipindah posisinya tidak lagi nempel di swing arm namun digabung bersama footstep depan.

Untuk generasi ketiga yakni mulai diproduksi tahun 2002 disebut dengan New King, King generasi terakhir ini sudah memenuhi standart EURO, yang berimbas pada sektor buang bahan bakar yang lebih ramah lingkungan, karena tidak mempunyai asap sebanyak pendahulunya yang mirip fogging.

Dan pada generasi ini knalpot dilengkapi catalic converter ,ini lah sebabnya lebih ramah lingkungan.

Selain itu desain body RX-King ini semakin modern dengan lampu bulat seperti motor pendahulunya Yamaha RX-100, bisa dikatakan lebih modern headlamp mirip vixion lama.

Dan puncaknya dihentikan produksi pada 2008, mungkin imbas dari peraturan emisi gasbuang yang semakin ketat.

Untuk spesifikasi sendiri perbedaannya sebagai berikut.

RX-King tahun 1996 mempunyai mesin 2 tak berkapasitas 132 cc dan berpendingin udara.

Perbandingan kompresinya 6,9 : 1, dengan diameter silinder 58,0 mm dan stroke sepanjang 50 mm.

Transmisi memiliki 5 speed dengan dibantu kopling manual basah dengan multiplat dan pengatur bahan bakar menggunakan Mikuni VM26.

Untuk pengapian RX King sudah menggunakan AC-CDI, dengan dapur pacu seperti ini RX King mempunyai tenaga maksimum 18,5 PS/9.000 RPM dan torsi puncak 1.54 KGF.M/8.000 RPM.

Panjang Yamaha RX King 1970 mm, lebar 735 mm, dan tinggi 1065 mm sedangkan jarak sumbu roda mencapai 1245 mm.

Rangka Double Cradle, dengan kapasitas tangki mencapai 9,5 Liter.

Berat kosong RX King ini cukup ringan untuk kalangan motor sport, hanya 100 kg.

Sokbreker depan menggunakan model teleskopik dan belakang double sokbreaker untuk menopang swing arm.

Yamaha RX King ini menggunakan roda berdiameter 18 inch, dengan dibekap ban ukuran 2.75-18-4 PR untuk depan dan 3.00-18-4 PR untuk roda belakang.

Untuk pengereman menggunakan cakram dengan caliper 2 piston (sebelum tahun 95 hanya 1 piston), sedangkan rem belakang masih menggunakan rem tromol.

Tapi dengan segala kelebihan RX-King yang kenceng, ada motor 2-tak yang lebih kenceng di jamannya.

Yup, itulah Binter AR-125 2-tak 125cc konon lebih buas dari RX-King, sayang umurnya pendek karena ATPM-nya juga tutup tahun 1986.

Selain itu mesin RX-King juga konon katanya gampang panas.

"Bisa sih dibuat touring, tenaga dan speednya saya rasa cukup kok. Tapi waktu touring saya sering istirahat, sambilan ridernya istirahat motornya juga istirahat biar mesin gak overheat, kalo overheat kan bisa macet tuh pistonnya," Jelas Riky sapaan akrabnya, yang juga doyang touring Lombok - Jawa.

Selain itu, kenapa King Cobra lebih dicari daripada King Master keatas, karena ada gosipnya blok mesin bertuliskan Yamaha Pulogadung (YP) kualitasnya tidak sebagus Y1-Y4.

Walaupun RX-King mesinnya buatan Indonesia, desainnya yang abadi tetap diminati.

Salah satu ciri khas yang tidak pernah berubah adalah bentuk tangki, box aki, dan juga bagian jok.

Hebatnya lagi, hingga saat ini RX-King masih sangat diminati.

Harga bekasnya terus melambung tinggi, apalagi jika kondisi masih mulus.

Harga RX-King second masih tinggi dan konon sudah masuk taraf gak masuk akal di beberapa daerah.

Bisa di lihat dari kejadian di Surakarta, Jawa Tengah, dimana salah satu warganya bernama Afrizal Alies berhasil menjual mahal motor RX King miliknya kepada warga Tangerang dengan harga Rp70 juta.

Motor rakitan 2009 tersebut belum pernah digunakan alias benar-benar baru.

"Saya rasa sih wajar saja. Apalagi motor yang dijual benar-benar masih baru dan belum dipakai, seperti keluar dari dealer. Jadi wajar aja kalo harganya tembus 70 juta," jelas Riky.

Nah untuk RX-King New ini ada cerita unik bro sis.

Banyak orang awam menyebut ini RX-King 4-tak jika ketemu di jalan, ya karena asapnya hampir gak kelihatan dari knalpotnya.

Bahkan ada dulu orang yang gak percaya kalo ada RX-King yang dilengkapi knalpot catalic untuk menekan emisi gas buang agar ramah lingkungan, mungkin karena penjualan RX-King New memang kurang laku, jadi populasinya jarang.

Pada saat peluncuran RX-King New terjadi penurunan akselerasi dan power.

Karena knalpotnya banyak sekat, jadi kurang diminati, apalagi dulu awal 2000an terdengar issue kalo motor 2-tak dilarang beredar di kota-kota besar.

"Kebanyakan yang berminat untuk memelihara RX-King itu takut saat mencari spare part, biasanya sih mereka newbie. Soal spare part masih gampang di cari kok tapi ada beberapa juga sih yang harus inden," tutup Riky. (www.motorplus-online.com)

Source : MOTOR Plus
Penulis : Radit Kete
Editor : Hendra




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular