Enggak Banyak Cingcong.. Mantan Bos Aprilia Beberkan Masalah Ban Michelin di MotoGP

Mohammad Nurul Hidayah - Rabu, 28 Maret 2018 | 19:32 WIB
motorcyclenews.com
Michelin

MOTOR Plus-online.com - Belum selesai, masalah di ban Michelin bikin banyak pembalap teriak di seri 1 MotoGP di Qatar lalu.

Kritik pedas juga datang dari mantan Direktur balap Aprilia, Jan Witteveen.

Jan Witteveen bukan cuma memberi kritik singkat mengenai performa Michelin, tapi juga membongkar sumber masalah dari ban itu.

Dilansir dari Speedweek.com, Jan Witteveen mengatakan setidaknya ada 4 masalah dari ban Michelin.

(BACA JUGA: Masih Ada yang Nanya, Motor Injeksi Pakai CDI Apa Enggak? Situ Tahu?)

"Sepertinya Michelin sering tidak bekerja secara identik di ban dengan tipe yang sama, itu menjadi masalah pertama," kata Jan Witteveen.

Lalu, ban belakang Michelin selalu terasa berbeda tergantung jarak balapan.

"Ban bisa tetap konstan selama beberapa waktu di balapan lalu menurun drastis," kata Jan Witteveen.

"Di ban depan, beberapa pembalap mengeluhkan mengenai feeling yang buruk di bagian tepi," tambahnya.

(BACA JUGA: Masalah Yamaha YZR-M1 Ketebak di MotoGP Qatar, Valentino Rossi Siap Perang)

michelinmotorsport
Ban Michelin

Jan Witteveen mengatakan saat ban depan digunakan terkadang terjadi deformasi pada permukaan ban.

"Itulah mengapa feeling pembalap berubah lagi dan lagi," ujar Jan Witteveen.

Jan Witteveen membandingkan ban Michelin dengan ban Brigestone yang sebelumnya menjadi penyuplai ban MotoGP.

Ban Michelin memiliki struktur yang jauh berbeda dengan ban Bridgestone.

(BACA JUGA: Jadwal Lengkap MotoGP Argentina, Wah Lebih Malam Dibanding Seri Qatar Bro!)

Kerangka ban Brigestone lebih kaku dan keras lalu ditaruh kompon ban di struktur itu, sedangkan Michelin berbeda.

Michelin menggunakan kerangka yang lebih lembut dan kompon ban yang lebih keras, inilah sumber masalahnya.

"Dengan kerangka yang lebih lembut dan fleksibel, temperatur ban lebih cepat naik," ungkap Jan Witteveen.

Itulah yang membuat perilaku ban berubah saat balapan sedang berlangsung.

(BACA JUGA: Salut, Motor Kustom Karya Indonesia yang Tembus Museum Otomotif di Amerika)

Hal seperti ini yang dialami oleh Johann Zarco di MotoGP Qatar 2018, dan beberapa pembalap di balapan lain.

Menurut Jan Witteveen, dengan kerangka ban yang lembut akan memicu deformasi, ini adalah kunci masalah menurut Jan Witteveen.

Karena jika kekuatan mesin lebih besar di ban belakang, permukaan ban akan mengalami lebih banyak deformasi.





KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular