Manfaatkan Kulit Jadi Kerajinan, Cara Revolt Menjaga Sustainability

Nana Triana - Sabtu, 26 Juni 2021 | 12:40 WIB
MotoFlow
Ternayata Indonesia menjadi salah satu negara penghasil Kulit Sapi terbaik di duni

MotorPlus-online.com - Revolt Industry saat ini menjadi salah satu brand lokal dengan produk berbahan kulit sapi yang dikenal luas. Mengusung bahan baku yang kerap dipandang sebagai material eksklusif, tak banyak yang menyangka bahwa brand asal Surabaya tersebut dimulai dari sebuah garasi.

Pada 2007, Agung Dwi Kurnianto (30) yang sebelumnya berprofesi sebagai fotografer mulai tertarik membuat bisnis produk fesyen berbahan kulit. Saat itu, Agung merasa jenuh dengan dunia fotografi dan ingin mencoba sesuatu yang baru. Bisnis tersebut baru ia wujudkan pada 2014 dengan menggandeng empat orang rekannya.

Modal yang dipunya saat itu kurang dari Rp 50 juta. Pengetahuan mereka tentang bisnis kulit pun masih nol besar.

Akhirnya, mereka belajar dari berbagai sumber untuk mengembangkan bisnis yang jadi cita-cita tersebut. Termasuk sumber-sumber informasi yang dapat diakses secara gratis.

“Dengan modal awal kurang dari Rp 50 juta, kami berlima memberanikan diri membuka usaha dan mempelajari semuanya lewat YouTube,” cerita Agung saat dihubungi oleh MotorPlus-Online.com, Jumat (28/5/2021).

Baca Juga: Jarang Beli Baru, Begini Cara Sammy Bramantyo Melengkapi Outfit Riding

Berkat belajar dan mengasah kemampuan dari YouTube, Agung dan teman-temannya akhirnya bisa membuat berbagai aksesori, seperti sarung tangan, gelang, dan gantungan kunci, dan sejumlah secara handmade.

Untuk meningkatkan jumlah produksi, Agung dan kawan-kawan membuka sebuah workshop dengan menyewa garasi rumah milik seorang teman.

"Dulu temenku punya garasi di rumah yang enggak terpakai. Jadi aku sewa deh dengan harga sebulan Rp 500.000," ucap Agung.

Dari garasi tersebut, bisnisnya mulai berkembang. Mereka pun kemudian mengusung nama Revolt Industry. Maknanya adalah perlawanan tiada henti.

“Maksudnya, kami ingin menyampaikan pesan bahwa dengan men-support brand lokal berarti lo sudah ambil andil terhadap kemajuan bangsa ini,” tegas founder Revolt Industry.

Baca Juga: Menyulap Spare Part Bekas Motor Listrik Jadi Kreasi Unik, Apa Saja?

Setelah menyelisik semakin dalam seluk-beluk bisnis kulit, Agung dan rekan-rekannya menyadari bahwa bisnis tersebut ternyata mendukung konsep keberlanjutan. Ini karena bisnis yang ia dalami tersebut ternyata membantu menyulap kulit sapi yang biasa dianggap limbah menjadi sesuatu yang bermanfaat.

Agung mengatakan, industri kulit merupakan industri yang sustainable. Kulit, dalam proses pemotongan hewan, menjadi barang yang paling akhir dilirik. Bahkan, banyak yang mengganggapnya sampah atau limbah.

“Kami olah kulit sapi yang dianggap limbah tersebut menjadi barang yang bernilai jual tinggi. Proses untuk membuat material kulit menjadi sebuah produk yang berkualitas itu panjang. Mungkin itulah mengapa satu produk fesyen berbahan kulit yang dihasilkan bisa dikatakan sangat berharga. Apalagi kami membuatnya secara handmade,” kata Agung.

MotoFlow
Sling bag simpel dari Revolt Industry.

Untuk semakin mendukung konsep keberlanjutan, Revolt Industry, kata Agung, tidak menyia-nyiakan material kulit yang dipunya. Semua material dimanfaatkan semaksimal mungkin supaya tidak ada yang terbuang.

“Mulai dari tahap pemotongan, kami mengerjakannya secara detail supaya tidak ada material yang terbuang sia-sia,” ujar Agung.

Agung menjelaskan, sisa material yang tidak terpakai juga dijadikan produk yang bernilai jual tinggi oleh Revolt Industry.

“Ada satu produk dibuat dari sisa-sisa potongan kulit yang kecil-kecil. Setelah jadi, terlihat cukup estetik dan ada harganya,” kata Agung.

Ia pun menjamin produk kulit, termasuk kreasi Revolt Industry, memiliki usia cukup panjang dan collectible. Dengan begitu, pemiliknya tidak menambah sampah produk fesyen.

Baca Juga: Cepetan Bayar Pajak Kendaraan Online Makin Gampang, Begini Caranya Bro

“Setiap produk yang dihasilkan Revolt Industry memberikan lifetime warranty. Namun, pada dasarnya, produk kulit tidak mudah rusak, kecuali dengan sengaja dirobek. Untuk itu, konsumen yang datang kembali ke Revolt Industry biasanya ingin menambah koleksi, bukan karena barang sebelumnya rusak,” tambah Agung.

Sempat alami cobaan

Selayaknya sebuah bisnis, perjalanannya tidak selalu mulus. Revolt Industry sempat mengalami berbagai ujian saat usianya menginjak satu tahun. Musibah kebakaran yang terjadi di workshop Revolt Industry membuat bisnis tersebut nyaris bangkrut.

Desember 2014 workshop kami terbakar. Saat itu saya merasa mungkin sudah sampai di sini saja Revolt Industry. Soalnya, rancangan desain, bahan baku, sampai semua produk pesanan konsumen ludes terbakar,” kisah Agung.

Musibah itu, lanjutnya,  membuat Revolt Industry harus vakum selama  satu bulan karena terkendala modal untuk melanjutkan bisnis. Namun, Agung berupaya bangkit dan membangun Revolt Industry dari awal lagi.

Baca Juga: Lagi Cari Apparel Motor yang Kece? Langsung Gas Banyak Pilihan di Motoflow

“Kalau sudah passion, mau sudah jadi abu juga pasti bisa bangkit lagi,” katanya.

Terus berinovasi dan konsisten

Untuk bersaing di era industri seperti sekarang ini, pemilik brand harus terus berinovasi dan konsisten menjaga identitas produk. Sebab, dengan adanya ciri khas pada setiap produk yang dihasilkan akan semakin mudah dikenal oleh konsumen.

Hal itulah yang dilakukan Revolt Industry. Menurut Agung, ada 3 hal yang membuat Revolt Industry ini bisa bersaing di pasar bisnis kulit ini. Pertama, material kulit atau raw material yang menggunakan kulit sapi jawa berkualitas dan tidak asal-asalan dalam mengolahnya.

MotoFlow
Tidak ada materi yang terbuang dalam pembuatan setiap produk. Potongan kulit kecil-kecil pun dirangkai kembali jadi produk bernilai

Kedua, desain-desain yang diusung memiliki kekhasan tersendiri dan dikerjakan dengan detail jahitan demi jahitannya.

“Inovasi dan konsistensi dalam berbisnis ini yang akan membuatnya unik dan spesial di mata konsumen,” ucap Agung.

Terakhir, Revolt Industry juga setia memegang nilai yang dipunya saat bisnis dibangun. Salah satunya soal kosep keberlanjutan. Selain itu, setiap produk punya cerita dibalik pembuatannya. Setiap produk diharapkan punya koneksi personal dengan konsumen yang memilikinya. serta cerita-cerita di baliknya yang berusaha dikenalkan kepada konsumen setianya agar ada hubungan personal yang mendalam dengan konsumennya.

Itulah cerita Revolt Industry menjaga keberlanjutan dan Trash Properly dengan produk-produknya. Kamu bisa membaca artikel lainnya tentang hidup yang lebih Trash Properly di laman ini.

Penulis : Nana Triana
Editor : Sheila Respati

KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA