Cara Tes Konsumsi Pertalite dan BBM Lain Lebih Boros atau Irit, Pakar ITB Kasih Penjelasannya

Galih Setiadi - Kamis, 6 Oktober 2022 | 08:31 WIB
Warta Kota/Angga Bhagya Nugraha
Foto ilustrasi motor isi bensin. Cara tes konsumsi Pertalite dan BBM lain lebih boros atau irit, gampang banget nih penjelasan pakar ITB.

MOTOR Plus-online.com - Ternyata gampang banget, begini cara tes konsumsi Pertalite dan BBM lainnya lebih boros atau justru lebih irit, tunggu apalagi langsung dicoba.

Bisa jadi rekomendasi buat bikers atau lainnya, menguji konsumsi Pertalite dan BBM lain apakah beneran lebih boros atau irit.

Yang sedang heboh saat ini, Pertalite disebut-sebut lebih boros sejak harganya naik.

Adapun harga Pertalite naik menjadi Rp 10.000 per liter, yang sebelumnya Rp 7.650 per liter.

Artinya, ada kenaikan sekitar Rp 2.350 per liter antara harga lama dengan yang baru.

Namun, hingga saat ini masih muncul anggapan kalau Pertalite jadi lebih boros.

Ternyata, ada cara gampang untuk menguji konsumsi Pertalite dan BBM lain.

Seperti yang disampaikan Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri.

Baca Juga: Ini Kata Pemerintah Soal Pertalite Disebut-sebut Lebih Boros Setelah Harganya Naik

"Kalau hanya untuk konsumsi BBM, bisa uji di jalan, tapi harus kecepatan konstan dengan metode pengisuan BBM full to full di dispencer yg sama di SPBU yg sama," jelasnya saat dihubungi MOTOR Plus-online.com, Rabu (5/10/2022).

Ia menjelaskan, arti metode full to full memenuhi bensin sampai batas tertentu yang terlihat.

Setelah selesai pengujian, bensin dipenuhi lagi sampai penuh hingga tanda batas semula.

Selain metode full to full, ia mengatkaan pengujian konsumsi BBM Pertalite atau lainnya juga melalyu chassis dyno.

"Bisa juga uji di atas chassis dyno pada putaran mesin yg sama, selama waktu yg sama, juga menggunakan prinsip full to full," tuturnya.

Pria dengan sapaan akrab Pak Yus tersebut membeberkan kelebihan dan kekurangan kedua metode tersebut.

"Di jalan banyak gangguan, jadi sulit untuk mendapatkan kondisi kecepatan konstan. Selain itu, untuk mendapatkan kondisi pengulangan yang sama menjadi sulit," terang Yus.

"Di dyno tentu beban yang ada tidak seperti di jalan, karena roda hanya memutar roller yang mulus, tidak ada hambatan udara, dll. Tetapi untuk mendapatkan kondisi pengulangan yang sama relatif mudah," tukas pria berkacamata itu.

Penulis : Galih Setiadi
Editor : Ahmad Ridho




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular