Dalam sehari juga, jembatan itu dilewati tak kurang dari 10 ribu pengguna motor.
Jembatan tersebut menghubungkan dua desa di Karawang, yakni Desa Anggadita di Kecamatan Klari dan Desa Parungmulya di Kecamatan Ciampel dan menyeberangi Sungai Citarum.
Pada awalnya, jembatan tersebut hanya sebuah perahu penyeberangan biasa yang terbuat dari kayu.
Haji Endang menyebut, dahulu tempat tersebut dipakai untuk kerbau menyeberang.
Lalu agar kampung tak terisolasi karena jalan buntu, maka dibangunlah penyeberangan.
Dibuat pada tahun 2010 dari permintaan seorang tokoh Dusun Rumambe.
Mengutip Kompas.com, Haji Endang mengatakan, ia sempat menawarkan kerja sama dengan Dadang S. Muchtar yang menjabat sebagai Bupati Karawang pada saat itu.
Namun, Haji Endang disarankan untuk menjalankannya sendiri dengan beberapa alasan.
Baca Juga: Yamaha FreeGo Dipakai Bonceng Tujuh Nekat Melintas di Jembatan Ampera Palembang
Haji Endang mengaku, mulanya ia tak punya ide untuk berbisnis karena niat awalnya adalah untuk menolong warga.
Penulis | : | Ardhana Adwitiya |
Editor | : | Ahmad Ridho |
KOMENTAR