Sri Lestari, Menginspirasi Sesama Difabel

Motorplus - Selasa, 14 Oktober 2014 | 13:45 WIB

Sri Lestari, penyandang difabel telah sukses melakukan turing ke 26 kota di Pulau Sumatra, dari Pulau Weh, Aceh menuju Jakarta. Turing yang dimulai 4 September dan finis 10 Oktober, merupakan perjalanan inspiratif Sri Lestari, seorang penyandang difabel. Turing didukung penuh PT TVS Motor Company Indonesia (TMCI) dengan menggunakan motor TVS Rock Z yang sudah dimodifikasi khusus untuk difabel.

“Perhatian TMCI terhadap kebutuhan kaum difabel di Indonesia juga bagian dari perhitungan bisnis. Difabel di Indonesia sekitar 11 persen dari seluruh jumlah penduduk di Indonesia. Satu persen saja difabel pengguna motor, atau sekitar 250 ribu orang, sangat bermanfaat untuk pasar TVS. Untuk itu TVS akan menjadi satu-satunya APM yang memproduksi motor khusus difabel,” terang Herry Budijanto Dragono, Chief Marketing Officer PT TMCI.

Perjuangan Sri Lestari tidak hanya untuk dirinya, tetapi juga untuk kaum difabel di Indonesia. “Difabel memiliki hak yang sama dengan orang normal, hanya saja, cara kami sedikit berbeda. Untuk itu, kami membutuhkan dukungan pemerintah agar para difabel bisa mengembangkan diri lebih baik,” yakin Lestari yang juga anggota United Celebral Palsy (UCP).

 Tidak hanya berbagi inspirasi, turing yang dilakukan kedua kalinya ini, juga ingin mengingatkan pemerintah dalam mengimplementasikan UU Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyandang Cacat.  “Para difabel diberikan akses di ruang-ruang publik, seperti transportasi agar bisa beraktifitas di masyarakat. Selain itu,  akses pendidikan dan kesehatan masih sangat terbatas buat difabel,” ucap Lestari yang selama perjalanan turingnya juga membagikan kursi roda kepada rekannya sesama difabel di kota yang dilalui. Selama di Jakarta, selain disambut klub dan komunitas dan para petinggi TVS, Sri Lestari diterima  Gubernur DKI sekaligus presiden terpilih, Joko Widodo dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaya Purnama (Ahok).

Buat Sri Lestari sendiri, perjalanan kali ini begitu terkesan. “Selama perjalanan, ternyata biker dari berbagai komunitas selalu menyambut kedatangan saya, di perbatasan. Mereka tidak melihat saya sebagai difabel tetapi melihat saya sebagai pengendara motor. Dan saya punya sebutan lain, lady bikers. Semangat yang selalu mereka ingatkan, adalah safety riding,” kekehnya. (www.motorplus-online.com)

Penulis : Motorplus
Editor : Andika




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular