Sedih, Cerita Pemudik Balik ke Karawang, Motor Rusak Berkali-kali, Sampai Buka Amplop THR Anak

Ardhana Adwitiya - Senin, 9 Mei 2022 | 07:49 WIB
Dok. Hamjah
Sedih, cerita pemudik motor balik ke Karawang, ketiban sial motor rusak berkali-kali, sampai harus buka amplop THR anak.

MOTOR Plus-online.com - Sedih, cerita pemudik motor balik ke Karawang, ketiban sial motor rusak berkali-kali, sampai harus buka amplop THR anak.

Lebaran 2022 selesai, banyak pemudik kembali ke Kota asal mereka untuk lanjut kerja.

Namun kejadian sedih dialami pemudik motor bernama Hamjah Ridwan Asyakir (32).

Setelah puas mudik ke Ciamis, Hamjah kembali ke Karawang, Jawa Barat.

Hamjah berboncengan naik motor Yamaha V-ixion dengan teman satu kampungnya, Ujang.

Ia mengaku rindu suasana Lebaran Idul Fitri di tempat kelahirannya.

Sebab, dua tahun ke belakang ia tidak mudik.

"Karena beda, banyak keluarga dan teman-teman yang sudah lama enggak ketemu. Suasana lebarannya pasti beda, " kata Hamjah dikutip Kompas.com, Minggu (8/5/2022).

Baca Juga: Arus Balik Lebaran Jangan Asal Ngegas, Ini 4 Komponen Motor Ini Wajib Dicek

Kemudian, Sabtu (7/8/2022) sekitar Pukul 13.00 WIB Hamjah melajukan motornya ke Karawang dari kampungnya di Desa Budiasih, Kecamatan Sindangkasih, Ciamis.

Cerita sedih nan sial Hamjah bersama sohibnya menuju Karawang dimulai.

Baru saja ngegas motornya satu kilometer dari rumah, ban motornya kemudian kempes dan sobek.

Mau tak mau ia pun menganti ban motor.

"Masih di kampung, sudah ganti ban. Punya uang Rp300 ribu. Ganti ban Rp200 ribu, " kata Hamjah.

Setelah ganti ban motornya, perjalanannya Hamzah pun terasa lancar.

Namun, sesampainya di Wado, Sumedang hujan turun.

Keduanya pun meneduh sekira satu jam.

Baca Juga: Ribuan Pemudik Motor dari Sumatera Mulai Padati Pelabuhan Merak Saat Arus Balik

Baru saja melanjutkan perjalanan, hujan kembali mengguyur selama satu setengah jam.

Sesampainya di wilayah Subang, ia mengisi bensin di SPBU.

Namun apes, motornya tiba-tiba mogok.

Keduanya pun mencari bengkel dengan tetap mengendarai motornya tanpa menghidupkan mesin.

Sebab, melintasi jalanan turunan sepanjang perbukitan Cimanggu, Subang.

"Baru satu kilometer, ketemu bengkel. Tetapi tidak sanggup, karena toko sparepart untuk memperbaiki mesin motornya sudah tutup," kenang Hamjah.

Hujan gerimis turun dan waktu menunjukkan pukul 21.00 WIB.

Hamjah dan Ujang meutuskan untuk menginap di sekitar bengkel yang dikelilingi hutan, yakni di kandang ayam milik warga yang ditinggal mudik.

Baca Juga: Para Pemudik Motor Ramaikan Pelabuhan Merak Saat Arus Balik, Jumlahnya Sebanyak Ini 

"Untungnya di dalam kandang ayam ada bale-bale yang bisa dijadikan tempat tidur," ucapnya. 

Di balik kesialannya, ada cerita haru antara Hamjah dan Ujang.

Ujang tidak mau meninggalkan Hamjah sendirian.

"Saya sudah minta Ujang untuk pulang naik bis. Tetapi dia enggak mau, katanya berangkat bareng harus pulang bareng. Untungnya Ujang enggak tega buat ninggalin," kenang Hamjah.

Sepanjang malam Hamjah hanya merenung.

Sementara Ujang sudah terlelap tidur.

Ia baru bisa tidur pada pukul 06.00 WIB saat matahari mulai terbit.

Pada Pukul 08.00 WIB, pintu kios bengkel yang tak jauh dari kandang ayam tempatnya tidur terbuka.

Baca Juga: Asyik Nih, Masih Ada 3.040 Kuota Pengiriman Motor Gratis, Cek Syaratnya 

Hamjah bangun dan segera menemui pemilik bengkel untuk segera memperbaiki motornya.

Dengan tangan cekatan pemilik bengkel, motor Hamjah kembali hidup. Kedua pria itu pun lega.

Kemudian mereka pun langsung melanjutkan perjalanan, tetapi baru menempuh empat kilometer perjalanan dari bengkel, motornya kembali mogok.

Ia kembali ke bengkel semula.

Hamjah kemudian naik angkot ke bengkel untuk menjemput montir agar mendorong kembali motornya dengan Ujang yang sudah menunggu di bawah.

"Saya bilang ke bengkel, kita sudah enggak punya uang lagi untuk biaya perbaikan. Ini kan baru 4 kilometer terus mati lagi. Akhirnya pihak bengkel ngasih ganti sparepart lagi, asal nambah Rp 140.000. Kalau dihitung sudah habis sekitar Rp 1 jutaan. Untungnya ada Ujang yang membawa uang, " katanya.

Karena lapar, Hamjah terpaksa membuka amplop THR dari saudara-saudaranya di Ciamis, yang seharusnya untuk anaknya di Karawang.

"Terpaksa saya," kata dia.

Setelah motornya kembali hidup, keduanya melanjutkn perjalanan dan tiba di Karawang tepat pukul 17.00 WIB.

Jika dihitung, perjalanan Hamjah menjemput rindu memakan waktu 28 jam.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Cerita Sedih Pemudik, Ban Motor Bocor, Menginap di Kandang Ayam, hingga Buka Amplop THR Anak"

Source : Kompas.com
Penulis : Ardhana Adwitiya
Editor : Ardhana Adwitiya




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular