Ahli ITB Sebut Penyebab Pertalite Lebih Boros Bisa dari Kebiasaan Pemotor Ini, Bikers Setuju?

Radityo Herdianto,Galih Setiadi - Jumat, 25 November 2022 | 08:33 WIB
Dok. MOTOR Plus
Foto ilustrasi. Ahli ITB bilang penyebab Pertalite lebih boros bisa dari kebiasaan pemotor ini.

MOTOR Plus-online.com - Bikin penasaran ahli ITB bilang penyebab Pertalite lebih boros bisa berasal dari kebiasaan pemotor ini, bikers setuju atau enggak nih?

Kalau membahas Pertalite, bikers atau warga lainnya pasti menyebut harganya yang kini lebih mahal dan sempat terdengar isu lebih boros.

Yup, harga Pertalite naik menjadi Rp 10.000 per liter sejak 3 September 2022 pukul 14.30 WIB.

Sebelumnya, harga BBM RON 90 yang dijual Pertamina itu sebesar Rp 7.650 per liter.

Artinya, ada selisih harga Pertalite sebesar Rp 2.350 per liter dibanding sebelum kenaikan.

Selain harganya yang lebih mahal, Pertalite juga sempat heboh dengan kualitasnya.

Saat itu, banyak pembeli yang merasa Pertalite lebih boros dibanding sebelumnya.

Padahal, pihak Pertamina sendiri sudah membantah ada penurunan kualitas Pertalite.

Baca Juga: Agar Tak Dibohongi SPBU Pertamina Ketahui Beda Warna Pertalite dan Pertamax

Ahli Konversi Energi Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjajanto Zaenuri sempat memberikan penjelasan terkait hal itu.

"Tak sedikit kebiasaan pemilik kendaraan beli bensin berdasarkan nominal Rupiah, bukan literan," buka Tri Yuswidjajanto Zaenuri dikutip dari GridOto.com.

Kenaikan harga Pertalite dengan pembelian nominal yang sama tentu mengurangi jumlah literan yang didapat.

Sebelum kenaikan harga Pertalite, uang Rp 100 ribu bisa membeli 13,07 liter, sekarang berkurang menjadi 10 liter saja.

"Karena lebih sedikit dapatnya jadi penggunaan Pertalite terasa lebih boros dari segi jarak tempuh yang bisa dicapai," ujar Pak Yus, sapaan akrabnya.

Jauh lebih dalam, Pertalite jadi lebih boros bisa karena BBM itu sendiri.

Salah satu faktor yang berpengaruh perubahan kandungan nilai kalor di dalamnya.

"Nilai kalor menentukan besaran energi densitas per liter yang dihasilkan dari massa jenis bahan bakar," terang Pak Yus.

Baca Juga: Pemotor Ketakutan Petugas SPBU Dipukul Pembeli Pertalite, Pelaku Jadi Buronan Polisi

Nilai kalor bisa berubah dari proses pengolahan minyak mentah di kilang menjadi nafta.

Dalam pembuatan bahan bakar, nafta yang dihasilkan terkadang bisa tinggi atau bisa rendah bergantung dari kualitas minyak mentah.

"Karena spesifikasi nafta hasil produksi kilang berubah-ubah terus, maka setiap parameter spesifikasi bahan bakar dinyatakan dalam batasan minimum dan maksimum," jelas Pak Yus.

Pada Pertalite, batasan rentang massa jenis densitas energi 715 kg/m3 sampai 770 kg/m3.

Ketika massa jenis yang didapat paling rendah, densitas energi yang dihasilkan lebih kecil.

Sehingga energi per liter Pertalite yang dibakar mesin menghasilkan tenaga yang kecil.

Inilah yang membuat konsumsi BBM jadi lebih boros karena untuk tenaga yang setara butuh volume bahan bakar lebih banyak.

Selain dari proses pengolahan, nilai kalor juga bisa berubah akibat suhu udara dan tangki bahan bakar.

Baca Juga: Waduh, Jeriken Pertalite Tumpah, 5 Motor dan Rumah Langsung jadi Abu

"Pengaruhnya ke massa jenis bahan bakar yang menentukan nilai kalor untuk menghasilkan densitas energi," tutur Pak Yus.

Ketika suhu meningkat, massa jenis bahan bakar akan mengembang.

Namun densitas energi yang dihasilkan bisa lebih kecil sehingga energi yang dibakar lebih rendah.

Pak Yus juga melihat isu Pertalite paska kenaikan harga mudah menguap.

"Kalau penguapan rasanya tidak mungkin, kerugian SPBU bisa sangat besar karena sudah ada target minimum volume Pertalite yang dijual harian," kata Pak Yus.

"Jika penguapan berlebih, volume Pertalite yang diterima tidak sebanyak saat diisi ke kendaraan," tandasnya.

Nah, kalau menurut bikers gimana nih, apakah merasakan Pertalite lebih boros juga sampai saat ini?

Source : GridOto.com
Penulis : Radityo Herdianto
Editor : Indra GT




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular