5 Fakta Jepang Kalah Jauh Dari Eropa Di MotoGP, Gara-gara Geografis Dan Kebijakan Pabrikan

Joni Lono Mulia - Rabu, 29 Maret 2023 | 15:25 WIB
MotoGP
Fakta motor Eropa perkasa dibanding motor Jepang di MotoGP beberapa terakhir, terungkap fakta-faktanya

MOTOR Plus-online.com - MotoGP Portugal 2023 hari Minggu, (26/3/2023) podium disapu bersih pabrikan Eropa, motor Jepang gak berdaya.

Finish pertama digasak Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team), Maverick Vinales (Aprilia Racing) dan Marco Bezzecchi (Mooney VR46 Racing Team).

Tak hanya podium, 7 teratas finisher MotoGP 2023 dikuasai motor Eropa; 4 Ducati Desmosedici GP; 1 Aprilia RS-GP dan 2 KTM RC16.

Motor Jepang, Yamaha dan Honda, harus puas finis 8 via Fabio Quartararo.

Kemudian 10-13 ada Joan Mir (Repsol Honda Team), Alex Rins dan Takaaki Nakagami (LCR Honda).

Serta teman setim Fabio Quartararo, Franco Morbidelli, di posisi juru kunci alias posisi 14.

Lantas apa yang membuat motor Jepang kelabakan menghadapi motor Eropa di MotoGP 2023?

MOTOR Plus mengamati fakta motor Jepang kalah dari Eropa di MotoGP beberapa musim terakhir adalah faktor geografis.

Geografis motor Eropa diuntungkan karena banyaknya sirkuit jadi host MotoGP kebanyakan di Eropa.

Baca Juga: MotoGP Argentina 2023 Masih Didominasi Motor Eropa, Pabrikan Jepang Bagaimana?

Alhasil, pabrikan Eropa diuntungkan secara geografis dalam soal riset dan uji coba motor MotoGP karena lokasinya tidak jauh.

Pabrikan Eropa bisa melakukan perjalan darat menuju sirkuit di Eropa yang jadi venue MotoGP.

Sementara pabrikan Jepang yang berada di seberang lautan perlu usaha lebih keras, ujung-ujungnya anggaran yang besar.

Alhasil, motor Jepang baru bisa diujicoba di sirkuit Eropa saat tes pramusim atau kompetisi MotoGP berjalan.

Faktor geografis jelas menguntungkan motor Eropa ketimbang Jepang selain data yang lebih komprehensif dan sudah dapat setting dasar motor untuk sirkuit MotoGP Eropa.

Fakta motor Eropa lebih cepat perkembangannya dari motor Jepang di MotoGP beberapa musim terakhir adalah alokasi motor MotoGP untuk skuat pabrikan dan satelit tidak dibedakan.

Pabrikan Eropa yang memelopori slot motor MotoGP peruntukkan skuat pabrikan dengan satelit tidak dibedakan.

Hal itu dikarenakan pabrikan Eropa memiliki info lebih banyak dari pembalap yang memakai motor Eropa.

Sebaliknya pabrikan Jepang ada perlakuan berbeda untuk alokasi motor MotoGP skuat pabrikan dengan satelit.

Baca Juga: Francesco Bagnaia Sudah 2 Kali Podium Bareng Marco Bezzecchi, Pecco Ketakutan Di MotoGP Argentina 2023

Skuat pabrikan dapat slot motor MotoGP spesifikasi terbaru.

Sedangkan skuat satelit dapat motor MotoGP versi tahun sebelummya.

Asumsinya pabrikan Jepang ada pertaruhan gengsi jika skuat satelit diberikan motor yang spesifikasinya sama dengan skuat pabrikan.

Padahal, pabrikan Eropa tidak memikirkan hal tersebut, sejak beberapa tahun terakhir tren motor Eropa untuk skuat pabrikan dan satelit pakai versi terbaru sudah sejak beberapa musim terakhir.

Malah pabrikan Jepang yaitu Honda ikut melakukan sejak 2 musim terakhir di mana skuat pabrikan dan satelit sudah memakai spesifikasi motor yang sama.

Pabrikan Eropa rekrut test rider yang kemampuannya setara pembalap MotoGP reguler.

Sebut saja Ducati sudah sejak lama memelihara atau mengontrak test rider atau pembalap penguji yang itu-itu saja yaitu Michele Pirro.

Pengalaman dan jam terbang sebagai pembalap penguji bersama dengan pembalap MotoGP berbeda membuatnya punya skill.

Michele Pirro sudah terlatiha dan memiliki kemampuan meriset motor MotoGP yang cocok buat pembalap reguler MotoGP.

Baca Juga: Fabio Quartararo Sebut Sprint Race Mirip Di Hutan, Bakal Banyak Kecelakaan Ke Depannya

Begitu juga pabrikan Eropa KTM yang sejak 2019 mengontrak legenda MotoGP Dani Pedrosa sebagai tes rider.

Sejak Dani Pedrosa berkontribusi terhadap riset motor MotoGP KTM RC16 makin ke sini performa motornya makin kompetitif.

Atau juga ambil cara yang dipakai pabrikan Aprilia yang mengontrak pembalap reguler sekaligus punya kemampuan meriset motor.

Adalah Aleix Espargaro jadi prioritas Aprilia Racing mengontraknya sejak 2017.

Kontribusi pembalap bernomor start 41 dirasakan di musim lalu yang mempersembahkan kemenangan pertama Aprilia di kelas premier MotoGP.

Sebaliknya pabrikan Jepang tidak konsisten merekrut test rider, baik Yamaha dan juga Honda.

Alhasil, motor Jepang condong lebih cocok dan klop dengan satu karakter pembalap.

Efeknya, saat motor Jepang dipakai pembalap lain performanya jeblok.

Pabrikan Eropa melakukan banyak terobosan riset meningkatkan kemampuan motor MotoGP.

Baca Juga: MotoGP Argentina 2023 Saatnya Aprilia Balas Dendam Ke Ducati

Terlebih saat berlakunya sistem ECU seragam atau unifikasi perangkat elektronik motor MotoGP sejak 2016.

Pabrikan Eropa melakukan terobosan dengan meriset aerodinamika dan tidak kaleng-kaleng meriset langsung di terowongan angin atau wind tunnel.

Winglet, aefoairing dan aerobody jadi tren riset motor Eropa dari tahun ke tahun.

Hasilnya juga sudah terbukti.

Kemudian berbagai macam perangkat baru diriset untuk mendongkrak performa motor.

Ada hole shot device, rear height adjuster sampai front height adjuster di mana item terakhir resmi dilarang dan tak boleh diaplikasikan.

Sebaliknya motor Jepang begitu-begitu saja dan kalau ada terobosan pun lebih terkesan copy paste dan bukan berdasarkan riset intensif.

Fakta terakhir adalah motor Eropa melakukan riset yang intensif dan tersusun sehingga arah pengembangannya jelas dan terarah.

Sedangkan motor Jepang risetnya berdasarkan apa yang diinfokan pembalap reguler dengan pendekatan instan yang kadang membuat arah pengembangannya tidak jelas.

Baca Juga: Nomor Start 1 Francesco Bagnaia Terbaik Dari Yang Pernah Ada, Fakta Membuktikan

Disimpulkan bila motor Jepang di MotoGP beberapa tahun terakhir harus mengakui performa motor Eropa.

Motor Jepang bisa mengimbangi motor rivalnya asal Eropa jika fakta yang jadi kelemahan pabrikan Jepang segera dibenahi. makin cepat makin baik.

Penulis : Joni Lono Mulia
Editor : Joni Lono Mulia




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular