Find Us On Social Media :

Kisah Faryd Sungkar Turing Ke KM 0 Naik Honda Forza, Hindari Makan Nasi Siang Hari

By Reyhan Firdaus, Minggu, 3 November 2019 | 20:20 WIB
Faryd Sungkar mencapai KM Nol mengendarai motor sudah jadi niatnya sejak lama (Istimewa/Dok. Faryd Sungkar)

MOTOR Plus-online.com - Penggemar balap nasional pasti ingat nama Faryd Sungkar.

Pembalap senior ini dikenal bos FR Action Event, promotor balap kondang serta racing commitee Honda Racing Championship.

Baru-baru ini Faryd Sungkar mendapat apresiasi oleh rekan-rekan sesama pembalap senior lewat Solo Riding Award.

Soalnya Faryd yang sekarang berusia 61 tahun ini berhasil menjalankan turing naik motor sendirian, yang punya kisah menarik buat biker lain.

Baca Juga: Siapa Bilang Turing Butuh Biaya Mahal, Faisal Yusri Buktikan Keliling Aceh Naik Honda Scoopy

Baca Juga: Bikin Bangga, Semangat Sumpah Pemuda Jeffrey Polnaja Sambil Turing Lintas Negara, Ini Tujuannya

Faryd Sungkar berhasil melakukan perjalanan turing motor sejauh 6.014 km seorang diri.

Rutenya lumayan seru, yaitu dari Jakarta - Pulau Weh (Km 0) - Jakarta pada 14-28 Oktober 2019 lalu.

"Ini award yang pertama yang kita buat untuk sesama pembalap senior yang melakukan perjalanan turing sepeda motor sendirian," terang Dolly Indra Nasution, rekan sesama pembalap senior.

"Jika ada yang lain, boleh aja nanti kita catat di plakat award ini, syaratnya usia minimum 61 tahun dan turing pakai motor sendirian," tambah Dolly.

Dolly menyebut tak mudah buat usia 60 tahun ke atas untuk melakukan perjalanan memakai sepeda motor sejauh itu. Apalagi Faryd riding sendirian.

Solo Riding Award diberikan atas nama The Legendary Riders Club di sebuah restoran di Jakarta Selatan (3/11).

Selain Dolly, hadir pula sesama pembalap senior yang sedang keranjingan hobi turing motor.

Yaitu Indradjit Sardjono, Simon Hutagalung, Robert Silitonga dan Chepot Haniwiano.

Baca Juga: Turing Perdana Komunitas Honda ADV150, Kota Pasuruan Padat Merayap

Faryd Sungkar, Robert Silitonga, Chepot Haniwiano, Dolly Indra Nasution, Simon Hutagalung, Indradjit Sardjono (kanan-kiri). Pereli senior yang lagi getol turing motor (Bimo Aribowo)

Faryd menyebut perjalanan selama 15 hari itu dilakukan, karena memang sudah niatnya sejak lama.

"Saya sudah lama ingin ke 'Km Nol' naik motor dari Jakarta. Sempat ngajak teman-teman sesama pembalap senior tapi kebanyakan pada ngomong doang. Enggak ada yang serius jadi saya putuskan jalan sendirian," ujar Faryd 

Dari beberapa motor miliknya, Faryd memutuskan memakai Honda Forza 250, karakter skutik 250 cc ini lebih pas dengannya.

"Akselerasinya halus dan transmisi matik, enggak cepat bikin capek saat perjalanan jauh," terang Faryd.

Baca Juga: Ngeri, Video Truk Tronton Terguling, Pemotor Honda Forza Nyaris Ketiban Kontainer

Meski tampilan terlihat standar, ada beberapa modifikasi, seperti bore up jadi 300 cc pakai Honda Forza versi Eropa.

Sokbreker belakang dan per sok depan pakai YSS, dan knalpot comot silencer ganda milik Honda CBR250RR.

Selebihnya standar. Termasuk ban masih pakai IRC SS-560F bawaan Honda Forza 250.

"Sempet sekali ganti ban belakang aja di Aceh, karena gripnya udah mulai hilang saat jalan licin," cerita Faryd.

Baca Juga: Sadis! Matic Mewah Honda Forza 250 Sudah Nongkrong di Dealer Motor Bekas, Harganya Bikin Melongo

 
 
 
View this post on Instagram
 
 

Sabang, 20/10/2019 Faryd Sungkar Riding Jakarta - Okm Sabang, 11 hari sudah perjalanan dari Jakarta menuju Sabang, via lintas Barat Sumatera pakai Honda Forza. Setelah dari Sabang, 1 Hari Di kota Banda Aceh sebelum kembali ke jakarta Faryd Sungkar juga mendokumentasikan Musium Tsunami Aceh, Kapal PLTD, Kapal di Atas Rumah, kuliner khas dan tak lupa ngopi sanger minuman khas Aceh. #Farydsungkar #otomotifonline #peugahotomotifaceh #hondaforza250 #imi

A post shared by MEDIA OTOMOTIF ACEH Roda 2&4 (@peugah_otomotifaceh) on

Di tiap kota, Faryd hanya bermalam semalam saja, padahal tiap hari dirinya menempuh jarak 400 km, mulai jam 6 pagi hingga jam 5 sore.

Hanya rute Medan-Aceh dan sebaliknya berjarak 600 km.

Faryd akui dirinya tidak mengalami kendala berarti, selama perjalanan turingnya menuju KM 0.

"Siang enggak pernah makan nasi, hanya 1-2 butir buah pear aja supaya tidak mengantuk selama menyetir," kiat Faryd.

Baca Juga: Street Manners: Kelihatan Sepele, 7 Perlengkapan yang Wajib Dipersiapkan Bikers Sebelum Turing

Di daerah Bengkulu, ia sempat disambut dan dikawal klub motor setempat atas koordinasi IMI Bengkulu.

Kelar perjalanan ini, ternyata Faryd sudah merancang turing berikutnya. Sasarannya Jakarta-Sulawesi.

Lewat Surabaya kemudian menyeberang ke Makassar hingga terus ke Manado.

"Lagi nunggu sponsor nih. Kalo ada yang sponsorin sih langsung berangkat," sebut Faryd yang bilang nilai sponsorshipnya cuma Rp 25 jutaan.