Oprek Yamaha Mio Pakai Jeroan Motor Dual Purpose

Maleha - Kamis, 29 Juni 2017 | 15:58 WIB

Meski markasnya jauh dari pusat kota, tak menyurutkan semangat Ko Alo.

Mekanik SCM Racing Team, Bangka Belitung itu mengantar pembalapnya rebut podium di Kejurda Bupati Bangka Barat Cup 1, Bangka Belitung (Babel), beberapa waktu lalu.

“Kami sulit mendapatkan part macam pilot dan main jet buat seting karburator yang pas,” tuturnya.

Hanya berbekal karburator vakum berventuri 26 mm milik Kawasaki KLX 150, Ko Alu mampu bikin laju Yamaha Mio Sproty keluaran 2008, yang turun di kelas Matic 150 cc.

Sehingga pembalap andalannya, yakni Kalingga asal Pelembang, Sumatera Selatan, berhasil sabet podium pertama di kelas itu. Wiihh.. congratz ya!

1. KARBURATOR.

Alasan utama Ko Alo kekeuh pakai karburator KLX 150, hanya karena kemudahan mendapatkan pilot jet (PJ) dan main jet-nya (MJ). Tidak kayak karbu-karbu kompetisi kelas atas macam Keihin PWK atau Mikuni kotak, yang banyak dipakai di pacuan balap. “Karbu-karbu mahal itu susah nyari spuyernya. Mending pakai yang gampang nyari jetting kitnya,” tukasnya.

Selain itu, ukuran klep in dan ex yang hanya 26/23 mm, jadi pertimbangan kenapa ia pakai karbu dual purpose Kawasai berkapasitas 150 cc itu, tanpa direamer sama sekali. “Mio ini kan cc-nya juga sama-sama 150, jadi tak perlu reamer venturinya lagi. Setingnya juga lebih mudah didapat. Kombinasi PJ dan MJ-nya pakai ukuran 48/115, comot punya Keihin PE. Jarum skep juga masih estede alias standar,” jelasnya.

2. SILINDER.

Bagian ini dijejali piston Honda MegaPro FI, dengan diameter piston 57,3 mm. Bila dikombinasi stroke standar Mio yang mencapai 57,9 mm, kapasitas mesin terhitung jadi 149,2 cc. Pas buat bertarung di kelas matic 150 cc.

3. KOMPRESI & PENGAPIAN.

Karena bahan bakar pakai bensol yang memiliki oktan tinggi, perbandingan kompresi ikut dibikin tinggi. Kala dihitung pakai buret, ketemu rasio kompresi 13,2 : 1. “Meski kompresi setinggi itu, mesin tetap kuat digeber selama 15 lap saat race. Soalnya disupport pengapian yang pas dari CDI BRT i-Max 24 step. Tarikan motor terasa enteng melahap lap by lap hingga finish,” bangga Hendra Tupay, Manajer tim SCM Racing Team.

4. NOKEN AS.

Memaksimalkan akslerasi Mio ini di sirkuit dadakan sepanjang 900 meteran di Babel, Kalingga lihai memainkan RPM dan menjaga endurance mesin. “Makanya olahan profil noken as, kami sesuaikan dengan karkter balap Kalingga. Ketemunya, durasi kem di set 270 derajat di bagian in, dan 271 derajat untuk ex-nya. Sementara LSA dibikin 103 derajat, dengan lift klep 9,2 mm. Pelatuk klep diganti pakai jenis roller dari Honda Blade. Ini membuat nafas mesin jadi panjang dan suhunya bisa adem,” terang Ko Alo.

DATA MODIFIKASI

Klep in dan ex  : Sonic, dimodif jadi 26/23 mm

Per CVT         : 1.500 RPM Ozza Racing

Roller          : 6 gram

Knalpot         : O2+ Ozza Racing

SCM Racing Team : 0812-7489-8517 (www.motorplus-online.com)

Source : MOTOR Plus
Penulis : Maleha
Editor :




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular