Perjuangan Ibu-ibu Driver Ojol di Bandung Cari Motor yang Terseret Banjir Bandang

Galih Setiadi - Minggu, 14 Januari 2024 | 09:15 WIB
YouTube.com/Tribun jabar
Banjir bandang di Bandung mengakibatkan motor ibu-ibu driver ojol yang dipakai bekerja terbawa dan belum ditemukan.

MOTOR Plus-Online.com - Kesedihan ibu-ibu yang bekerja sebagai driver ojol di Bandung mencari motor yang terseret banjir bandang didampingi anaknya.

Hal tersebut dilakukan seorang ibu bernama Kustini (40) warga Kampung Lamajang RT 01, tengah mencari motor didampingi anaknya, Keysa (15).

Ia mencari motor matic miliknya di dekat tumpukan sampah Kampung Lamajang Peuntas, Desa Citereup, Kecamatan Citereup, Kabupaten Bandung pada Jumat (12/1/2024)

Perempuan tersebut mengangkat sampah dan melihat bagian bawah tumpukan itu.

Wanita berkerudung yang memakai jaket hitam tanpa alas kaki itu beberapa kali menanyakan sesuatu kepada warga yang ada di sekitar.

Bahkan ia berbincang cukup lama dengan seorang pria di area tersebut, sambil menunjuk-nunjuk tumpukan sampah bambu dan kayu sisa banjir.

Tumpukan sampah itu tepat berada depan rumah, di dekat tanggul Sungai Cigede yang jebol, Kamis (11/1/2024), hingga mengakibatkan banjir bandang dan merendam kampung Lamajang Peuntas.

Sebelum banjir terjadi, ia memarkirkan sepeda motornya di jalan dekat lokasi tanggul Sungai Cigede jebol.

Baca Juga: Jalan Longsor Jembatan Putus, Banjir Bandang di Lahat Sampai Bikin Pemotor Takut

"Saya memarkirkan motor di situ karena biasanya tak terendam banjir," ujar Kustini mengutip TribunJabar.id.

Selain motornya, terdapat motor warga lainnya yang disimpan di lokasi itu dan sampai sekarang belum ditemukan.

"Yang diparkir di situ ada sekitar 10 motor lebih karena biasanya meski di rumah banjir di lokasi itu tak banjir," katanya.

Saat itu, dirinya sengaja menyimpan motornya di sana untuk antisipasi jika terjadi banjir, namun hal yang tak terduga terjadi.

"Tanggul jebol (dekat motornya) jadi penyebab banjir bandang, dan motor saya hanyut, sampai sekarng belum ditemukan," katanya, di dekat tanggul jebol itu.

ia juga sudah melapor kepada tim SAR tapi motornya masih belum ditemukan.

"Motor itu sangat penting bagi saya karena karena kalau tak ada motor saya tak bisa kerja," katanya.

Kustini mengatakan, dengan motor itu, ia bekerja untuk memenuhi kebutuhan dan menafkahi anak dan ibunya Aminah (59) karena sudah tak memiliki suami.

Baca Juga: Terabas Hujan Lebat, Pengendara Motor Honda CBR Tewas Terseret Banjir Bandang di Grobogan

Dalam tumpukan sampah itu, kata Kustini, ada motor yang menggunakan sokbreker merah, tapi tidak tahu milik siapa.

Menurut beberapa warga, kata Kustini, di bawah tumpukan sampah bercampur lumpur itu ada beberapa motor.

Kustini mengaku, akibat banjir tersebut kemarin malam mengungsi ke SMPN 1 Dayeuhkolot dan kini untuk sementara mengungsi di rumah saudaranya yang ada di Palasari.

Sore tadi, kustini terlihat kebingungan, pasalnya usahanya mencari motornya yang terbawa hanyut belum membuahkan hasil.

Saat ia memutuskan menghentikan pencariannya, dan kembali ke rumah saudaranya. Setelah melewati jembatan Sungai Cigede, tangis Kustini pecah. Anaknya pun yang bisa melihat sang ibu.

Tidak hanya motornya, rumahnya ikut ambruk akibat terjangan banjir bandang.

Sebelum terjadi banjir bandang, dirinya mengantisipasi banjir dengan menitipkan anaknya di rumah kakaknya yang memiliki rumah dua tingkat.

Saat kejadian banjir bandang, Kustini Mengaku sedang berada di rumah bersama ibunya, setelah membereskan barang antisipasi terjadi banjir.

Baca Juga: Sekeluarga Naik Motor Terseret Banjir Bandang di Tuban, Ibu dan Anak Tewas, Warga Sempat Peringatkan

"Biasanya banjir bertahap dan paling tinggi sekitar 1 meter. Tapi banjir kemarin, tiba-tiba air tinggi. Saya sudah naik ke tempat tinggi di rumah air terus naik," kata dia.

Kustini mengaku, saat itu dirinya panik ingin bisa menyelamatkan diri bersama ibunya karena banjir tak seperti biasanya, air langsung tinggi dan deras.

"Saya sudah naik paranggong (tempat tinggi seperti meja yang dibuat untuk menyimpan barang jika banjir) namun air terus naik," ujarnya.

Namun, menurut Kustini, air terus naik, akhirnya dirinya menjebol atap.

"Saya jebol atap, untuk menyelamatkan diri, saat itu tak terpikir apapun hanya bagaimana saya dan ibu bisa menyelamatkan diri," katanya.

Setelah menjelbol atap, kata Kustini, dirinya bersama ibunya naik ke atas genteng.

"Untungnya ibu diberi kekuatan untuk naik ke genteng, di atas genteng, saya teriak teriak minta tolong," katanya.

Lalu, kata Kustini ada tetangganya, yang atap rumahnya sudah dicor.

"Saya dan ibu ditolongnya dibawa ke rumahnya yang atapnya dicor, menyusuri genteng dan akhirnya bisa naik ke rumah tetangga itu," ujar Kustini.

Kustini mengatakan, saat di atap rumah tetangganya, ia melihat rumahnya ambruk dihantam derasnya air banjir bandang saat itu.

"Untung saya sudah naik ke rumah tetangga. Akhirnya Jumat sekiat pukul 01.00 WIB, ada tim sar mengevakuasi. Saya dievakuasi dengan cara dipunggu (duduk diatas pundak tim sar), lalu tim sar berjalan dengan memegang tambang menyusuru gang," kata dia.

Begitu juga dengan ibunya, kata Kustini, tim sar mengevakuasinya dengan cara yang sama.

"Alhamdulillah selamat, malam kemarin saya ngungsi di SMPN 1 Dayeuhkolot, sekarang di rumah saudara," ucapnya.

Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul "Kisah Pilu Kustini, Wanita Ojol yang Motornya Terbawa Banjir Bandang di Lamajang Peuntas Bandung"

Penulis : Galih Setiadi
Editor : Ahmad Ridho




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular