Geger Ratusan Royal Enfield Jadi Bodong Sampai Pemiliknya Rugi Miliaran Rupiah, Ceritanya Bikin Nyesek

Naufal Shafly,Harun Rasyid,Galih Setiadi - Sabtu, 3 Oktober 2020 | 09:44 WIB
Gridoto.com
Ilustrasi motor Royal Enfield.

MOTOR Plus-online.com - Bikin heboh! Ratusan motor Royal Enfield jadi bodong sampai pemiliknya rugi miliaran rupiah.

Kabar terkuak kalau Royal Enfield dan PT Distributor Motor Indonesia (DMI) pisah sejak Juli lalu.

Mantan distributor Royal Enfield di Indonesia itu sampai digrebek konsumennya sendiri.

DMI diduga melakukan penggelapan surat-surat pemilik Royal Enfield, seperti STNK hingga BPKB.

Baca Juga: Motor Retro Harga Terjangkau Royal Enfield Meteor 350 Muncul di Jalan, Bakal Meluncur Sebentar Lagi

Dari situlah 200 pemilik Royal Enfield membentuk komunitas.

Sampai sekarang, motor mereka masih tanpa STNK dan BPKB alias bodong.

Bahkan, masalah Royal Enfield Bodong ini sudah bertahun-tahun.

Hal itu disampaikan Ketua Komunitas Royal Enfield Bodong (KRIBO), Derrick Kurniawan.

Baca Juga: Bakal Jadi Motor Retro dengan Harga Terjangkau, Royal Enfield Meteor 350 Siap Meluncur

"Kami 90 persen beli cash, waktu itu menurut dealer STNK jadi 2 sampai 4 bulan, BPKB paling lama 1 sampai 2 bulan," buka pria yang akrab disapa Ming Ming itu.

"Tapi akhirnya sudah 2 tahun STNK dan BPKB enggak jadi-jadi," lanjutnya.

Ia menyebut, hal ini diperparah dengan tindakan pegawai DMI yang tidak professional melayani masalah Royal Enfield Bodong ini.

"Kami juga diperas oleh salesnya, kalau STNK enggak keluar diberi nomor sementara," ucapnya.

Harun/GridOto.com
Perwakilan komunitas KRIBO yang demo di kantor DMI di Pejaten, Jakarta Selatan

Baca Juga: Terbongkar Spek Mesin Motor Retro Royal Enfield Meteor 350, Dijual Rp 30 Jutaan

"Pengurusannya Rp 500 ribu untuk waktu sebulan, tapi salesnya minta Rp 2 juta," terang Ming Ming.

"Mereka enggak profesional, kami dianggap kayak sampah," katanya lagi.

"Ini parah banget, enggak ada itikad baik, kami cuma dipingpong dan kami chat WA juga gak dibalas," lanjutnya.

Derrick menduga, DMI telah melakukan tindakan pencucian uang konsumen.

Baca Juga: Wuih, Royal Enfield Himalayan Ada Versi Baru, Ini Bedanya dengan yang Lama

"Setelah ditelurusi, ada dugaan DMI memutar uang di bisnis lain.

"Logikanya kami Juni 2019 beli, Agustus 2020 disuruh ambil STNK, begitu diambil STNK masa berlaku sampai Januari 2021," ungkapnya.

Akibat masalah ini, Derrick dan pengguna Royal Enfield lainnya harus menelan kerugian yang nilainya miliaran Rupiah.

"Saat ini database kami ada 200 orang yang belum dapat surat-surat, untuk setiap 1 motor ini sudah habis Rp 14 juta," jelasnya.

Baca Juga: Wuih, Royal Enfield Luncurkan Riding Gear Terbaru Khusus Buat Lady Bikers, Segini Banderolnya

"Jadi kerugian kami kalau ditotal Rp 2,8 milyar, jadi hari ini kami mau demo," tutupnya.

Harun/GridOto.com
Perundingan penyelesaian masalah Royal Enfield bodong

Perwakilan KRIBO menggeruduk kantor DMI yang dulu sebagai dealer yang menjual Royal Enfield, Jumat (2/10).

Ubeng, Staf General Affair DMI yang menemui pendemo sempat berbicara dengan Ming Ming sebagai ketua KRIBO.

"Saat ini surat-surat sedang diproses, tiap Jumat akan diupdate nama-nama yang akan dibuatkan surat-suratnya," kata Ubeng.

Source : GridOto.com
Penulis : Naufal Shafly
Editor : Aong




KOMENTAR

Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

YANG LAINNYA

TERPOPULER

Tag Popular